Bojonegoro (Antaranews Jatim) - Dinas Pertanian Bojonegoro, Jawa Timur, mulai melakukan pendataan luas areal tembakau Virginia Voor Oogst (VO), Jawa, serta Virginia RAM yang sudah tertanam, sebagai usaha untuk mengendalikan luas areal tanaman tembakau.

"Belum semua data luas tanaman tembakau dari petugas lapangan masuk. Tapi perkiraan kami luas tanaman tembakau yang sudah tertanam ribuan hektare," kata Kepala Bidang Usaha Perkebunan Dinas Pertanian Bojonegoro Imam Wahyudi, di Bojonegoro, Jumat.

Para petani yang sudah menanam tembakau, menurut dia, terutama di wilayah selatan, di sejumlah desa di Kecamatan Sugihwaras, Kedungadem, Temayang, Ngasem dan Sukosewu.

"Petani mengeluh kesulitan menanam tembakau karena faktor tanah sawahnya terlalu keras disebabkan pengaruh kemarau," ujarnya.

Namun, menurut dia, luas tanaman tembakau Virginia VO, Jawa serta Virginia RAM yang tertanam paling tidak harus mencapai sekitar 9 ribu untuk mencukupi kebutuhan pabrikan juga pengusaha yang akan membeli tembakau pada musim tanam tahun ini.

Dari laporan yang diperoleh PT Djarum Kudus akan melakukan pembelian tembakau Virginia VO sebanyak 3.500 ton, CV Central Agro Mandiri di Kecamatan Balen, akan membeli tembakau hang (Virginia VO) 1.000 ton dan UD Sumber Mulyo Kecamatan Kapas, 1.000 ton.

Selain itu, lanjut dia, PT Sadana Arif Nusa juga melakukan pembelian tembakau, tetapi polanya bermitra dengan petani di sejumlah kecamatan dalam menanam tembakau Virginia RAM. Sedangkan PT Gudang Garam akan melakukan pembelian 1.500 ton tembakau kering.

Seorang petani di Desa Sitiaji, Kecamatan Sukosewu, Bojonegoro Mashadi membenarkan para petani di desanya juga desa tetangganya sempat kesulitan dalam menanam tembakau disebabkan tanah sawah petani keras disebabkan pengaruh kemarau.

"Tapi di desa kami dua pekan lalu sempat turun hujan tiga hari berturut-turut sehingga para petani dengan mudah bisa menanam tembakau termasuk saya," ucapnya menegaskan.

Ia mengaku bisa menanam temakau Virginia VO dengan jumlah  15.000 pohon di sawahnya dengan benih yang diperoleh dari hasil membeli dengan harga Rp25.000/seribu.

"Dalam empat tahun terakhir saya selalu menanam tembakau. Dua kali merugi, dan dua kali sangat menguntungkan," ucapnya menambahkan.(*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018