Bojonegoro (Antaranews Jatim) - Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Bojonegoro, Jawa Timur, menyatakan tidak mengusulkan kepada Kementerian Dalam Negeri dalam pembuatan kartu tanda penduduk (KTP) elektronik bisa dilaksanakan di kecamatan.
"Kami tidak mengusulkan kepada Kementerian Dalam Negeri untuk pembuatan KTP-e di kecamatan. Ya faktor utamanya karena pemborosan," kata Kepala Bidang Pelayanan Pendaftaran PendudukDispendukcapil Bojonegoro Andrianto di Bojonegoro, Rabu.
Ia memberikan gambaran bahwa untuk peralatan komputer pembuatan KTP-e menelan biaya Rp50 juta/unit belum termasuk membayar petugas yang menata jaringan internet.
"Pemborosan lainnya terkait biaya membayar internet. Sebab, kalau di kecamatan hanya melayani pembuatan KTP-e dengan jumlah sedikit biaya untuk membayar internet tetap sama dengan yang jumlahnya banyak," ucapnya menjelaskan.
Di Indonesia, lanjut dia, pembuatan KTP-e yang sudah bisa berjalan di kecamatan, antara lain, Surabaya, Sidoarjo dan DKI Jakarta, yang jumlah penduduknya banyak.
Oleh karena itu, menurut dia, pembuatan KTP-e di daerahnya tetap dipusatkan di kantor dispendukcapil tidak diusulkan bisa dilaksanakan di kecamatan, tapi untuk proses pendaftaran termasuk pengambilan foto bisa dilakukan di kecamatan.
"Warga yang mencari KTP-e bisa mendaftar di kecamatan, termasuk foto, tapi untuk pencetakan KTP-e tetap di dispendukcapil," katanya menegaskan.
Data di dispendukcapil menyebutkan dengan jumlah oenduduk 1.308.385 jiwa, warga yang wajib memiliki KTP-e sebanyak 1.093. 276 jiwa dan jumlah total warga yang sudah melakukan perekaman KTP-e sebanyak 1.082.962 jiwa per 28 Mei.
Sedangkan warga yang belum melakukan perekaman KTP-e sekitar 4.000 jiwa. Dispendukcapil juga mengeluarkan ribuan surat keterangan (suket) pengganti KTP-e yang dimanfaatkan warga untuk mencoblos dalam pemilihan bupati dan wakil bupai serta Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jatim.
Dari data yang ada warga yang datang untuk memproses KTP-e rata-rata sekitar 9 ribu jiwa per bulannya. "Saat ini masih ada sekitar 16.000 keping blangko KTP-e," ucapnya menambahkan.
Ia menambahkan dalam pencetakan KTP-e sangat bergantung dengan kelancaran jaringan internet, sebab kalau jaringan internet tidak bagus maka pembuatan KTP-e menjadi tersendat. (*)
Video Oleh Slamet Agus Sudarmojo
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Kami tidak mengusulkan kepada Kementerian Dalam Negeri untuk pembuatan KTP-e di kecamatan. Ya faktor utamanya karena pemborosan," kata Kepala Bidang Pelayanan Pendaftaran PendudukDispendukcapil Bojonegoro Andrianto di Bojonegoro, Rabu.
Ia memberikan gambaran bahwa untuk peralatan komputer pembuatan KTP-e menelan biaya Rp50 juta/unit belum termasuk membayar petugas yang menata jaringan internet.
"Pemborosan lainnya terkait biaya membayar internet. Sebab, kalau di kecamatan hanya melayani pembuatan KTP-e dengan jumlah sedikit biaya untuk membayar internet tetap sama dengan yang jumlahnya banyak," ucapnya menjelaskan.
Di Indonesia, lanjut dia, pembuatan KTP-e yang sudah bisa berjalan di kecamatan, antara lain, Surabaya, Sidoarjo dan DKI Jakarta, yang jumlah penduduknya banyak.
Oleh karena itu, menurut dia, pembuatan KTP-e di daerahnya tetap dipusatkan di kantor dispendukcapil tidak diusulkan bisa dilaksanakan di kecamatan, tapi untuk proses pendaftaran termasuk pengambilan foto bisa dilakukan di kecamatan.
"Warga yang mencari KTP-e bisa mendaftar di kecamatan, termasuk foto, tapi untuk pencetakan KTP-e tetap di dispendukcapil," katanya menegaskan.
Data di dispendukcapil menyebutkan dengan jumlah oenduduk 1.308.385 jiwa, warga yang wajib memiliki KTP-e sebanyak 1.093. 276 jiwa dan jumlah total warga yang sudah melakukan perekaman KTP-e sebanyak 1.082.962 jiwa per 28 Mei.
Sedangkan warga yang belum melakukan perekaman KTP-e sekitar 4.000 jiwa. Dispendukcapil juga mengeluarkan ribuan surat keterangan (suket) pengganti KTP-e yang dimanfaatkan warga untuk mencoblos dalam pemilihan bupati dan wakil bupai serta Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jatim.
Dari data yang ada warga yang datang untuk memproses KTP-e rata-rata sekitar 9 ribu jiwa per bulannya. "Saat ini masih ada sekitar 16.000 keping blangko KTP-e," ucapnya menambahkan.
Ia menambahkan dalam pencetakan KTP-e sangat bergantung dengan kelancaran jaringan internet, sebab kalau jaringan internet tidak bagus maka pembuatan KTP-e menjadi tersendat. (*)
Video Oleh Slamet Agus Sudarmojo
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018