Malang (Antaranews Jatim) - Plt Wali Kota Malang Sutiaji mengemukakan sekolah vokasi harus mampu mencetak ladang pekerjaan baru bagi siswa, sehingga lulusan tidak hanya mengisi lowongan pekerjaan, termasuk kualitas lulusan atau SDM-nya agar berdaya saing.

"Generasi muda yang dicetak (lulusan) sekolah vokasi, diharapkan mampu mendirikan atau mencetak lapangan kerja baru. Ini harus terus kita dorong karena Kota ini menjadi salah satu wilayah dengan jumlah pengangguran tertinggi di Jatim," kata Sutiaji di hadapan ratusan siswa SMK PGRI 3 Malang yang mengikuti kegiatan cinta sekolah (KCS) 2018 di Malang, Jawa Timur, Selasa.

Dengan demikian, lanjutnya, anak-anak muda harus didorong untuk mampu berwirausaha sendiri, tidak hanya menggantungkan diri mengisi lowongan pekerjaan, apalagi pada era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dan?Asia Free Trade Area (AFTA) yang sedemikian liberal, di mana begitu mudahnya tenaga asing masuk ke Indonesia.

Oleh karena itu, Wali Kota Malang terpilih tersebut, sekolah vokasi maupun pihak-phak terkait harus terus menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berdaya saing. "Proses itu harus dilakukan dalam satu sistem pendidikan nasional, yang termanifestasikan pada kurikulum di sekolah menengah kejuruan," tuturnya.

Dengan mengambil tema "Berbeda Untuk Indonesia", KCS 2108 SMK PGRI 3 Malang tersebut bertujuan memberikan pengenalan pada siswa baru terhadap lingkungan sekolah sekaligus mendidik mereka untuk belajar disiplin sejak dini.

KCS diikuti 880 siswa baru tahun ajaran 2018/2019. Kegiatan yang dilakukan ada indoor dan outdoor, seperti disiplin lalu lintas, penyuluhan narkoba, pembangunan karakter, dan kesamaptaan.

"Melalui kegiatan ini, kami berharap siswa siswi baru juga memiliki kecintaan pada SMK PGRI 3 sebagai wadah mereka menimba ilmu," kata Adhy Ariyanto, Ketua Pelaksana KCS 2018 SMK PGRI 3 Malang.

Sementara itu, Kepala SMK PGRI 3 Malang Lukman hakim mengemukakan pihaknya akan mengembangkan kampus 2 dan 3 di  Kecamatan Dau dan Singosari, Kabupaten Malang sebagai "teaching factory" (bengkel besar seperti industri), sedangkan kampus 1 di Tlogomas difokuskan untuk kegiatan belajar mengajar.

Ia mengatakan pembangunan teaching factory di Dau maupun Singosari di atas lahan masing-masing seluas 1,6 hektare tersebut ditargetkan tuntas pada 2019. "Saat ini masih dalam proses, namun Dinas Pendidikan (Diknas) minta diselesaikan dalam waktu sekitar tiga bulan," ujar Lukman.

Menurut dia, dengan memiliki teaching factory yang representatif dan memadai, kemampuan siswa bisa semakin berkembang dan meningkat. Apalagi, SMK PGRI 3 Tlogomas, Malang ini termasuk salah satu dari SMK yang direvitalisasi. "Pembenahan terus kami lakukan dengan harapan kualitas lulusan semakin meningkat, baik mereka yang igin melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi maupun langsung masuk dunia kerja," ujarnya. (*)



 

Pewarta: Endang Sukarelawati

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018