Malang (Antaranews Jatim) - Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Budi Utomo Malang melibatkan rukun tetangga (RT) dan rukun warga (RW) di sekitar kampus itu dalam melakukan pembinaan mahasiswa ketika mereka sudah berada di luar kampus.

Menurut Rektor IKIP Budi Utomo Malang Dr Nurcholis Sunuyeko, Rabu, kehadiran para Ketua RT dan RW sangat diperlukan, karena merekalah yang menjadi orang tua setelah mahasiswa berada di lingkungan masyarakat (di luar kampus).

"Selama ini, apabila terjadi masalah-masalah di lingkungan di luar kampus selalu bisa diselesaikan secara cepat dan tidak makin membesar. Semua itu karena keterlibatan RT/RW serta warga sekitar yang ikut membina mahasiswa ketika mereka berada di lingkungan masyarakat," kata Nurcholis usai memberikan santunan kepada anak yatim dan kaum duafa yang ditutup dengan berbuka bersama dengan jajaran Muspika dan Ktua RT/RW di lingkungan kampus setempat di Malang, Jawa Timur.

Oleh karena itu, lanjutnya, hubungan baik dengan warga sekitar kampus benar-benar menjadi perhatian dan kepedulian institusi (lembaga). Apalagi, keberadaan RT/RW ini juga ikut mengawasi keberadaan ribuan mahasiswa IKIP budi Utomo yang indekos di lingkungannya.

Saat ini IKIP Budi Utomo memiliki sekitar 7.350 mahasiswa yang sebagian besar berasal dari luar Jawa Timur. "IKIP ini merupakan miniatur Indonesia karena mahasiswanya berasal dari berbagai daerah di Tanah Air, meskipun sebagian besar berasal dari wilayah Kawasan Timur Indonesia," ujarnya.

Karena keberagaman tersebut, lanjutnya, IKIP Budi Utomo juga mengutamakan kebhinekaan dan keindonesiaan sebagai pilar untuk menguatkan karakter mahasiswa. "Selain itu, kami juga mengutamakan kebudiutamaan yang dituangkan dalam kurikulum perkuliahan," ucapnya.

Sementara itu, anak yatim dan kaum duafa yang disantuni IKIP Budi Utomo yang tidak lama lagi berubah status menjadi universitas itu masing-masing sebanyak 310 anak yatim dari berbagai panti asuhan dan 40 orang kaum duafa di lingkungan sekitar kampus.

"Kegiatan pemberian santunan bagi anak yatim dan kaum duafa ini merupakan kegiatan rutin tahunan. Jumlahnya pun terus bertambah. Hanya saja, untuk tahun ini kami juga mengundang Muspika di lingkungan Kecamatan Blimbing serta Ketua RT dan RW yang ada di sekitar kampus," katanya.

Ratusan anak yatim tersebut berasal dari Panti Asuhan Annur Tajinan, Taslimiyah Bululawang, an Al khaf Jabung (kabupaten Malang), serta Al Kahfi Embong Brantas dan Al Hikmah dan Al Kahfi Sawojajar (kota Malang).(*)

Pewarta: Endang Sukarelawati

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018