Pamekasan (Antaranews Jatim) - Polres Pamekasan, Jawa Timur, Minggu, melakukan pengamanan di delapan geraja, menyusul adanya ledakan bom di tiga gereja di Surabaya.

"Ini untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan," ujar Kapolres Pamekasan AKBP Teguh Wibowo kepada Antara.

Pengamanan dilakukan oleh personel gabungan dan pasukan Brimob Polda Jatim dengan menyisir gereja dan memperketat pemeriksaan para jemaat yang datang ke delapan gereja di Pamekasan itu.

Delapan gereja yang dijaga ketat petugas itu masing-masing GBIP Mahkota Hayat di Jalan Jokotole Nomor 85 Pamekasan, GKMRPR Maria Ratu Para Rosul, di Jalan Jokotole nomor 2 Pamekasan, GPPS/Shalom, di Jalan Trunojoyo Gg I/9, dan GSPII di Jalan Kamboja Pamekasan.

Selanjutnya GBAP Bunga Bakung, di Jalan Trunojoyo Nomor 85 Pamekasan, GPDI di Jalan Jingga Nomor 3, GBI Jalan Kemayoran Nomor 26 dan GPI New Ramayana di JalanTrunojoyo Pamekasan.

Sebelumnya Kepolisian Daerah Jawa Timur menyatakan berdasarkan identifikasi jumlah korban meninggal akibat serangan bom di gereja Surabaya, Minggu, sebanyak 8 orang.

Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera mengatakan delapan orang itu dari tiga lokasi serangan gereja di Surabaya.

"`Update` sementara ada delapan meninggal dunia dan 38 orang luka saat ini ada di rumah sakit termasuk polisi," kata Barung seperti dilansir Antara Biro Jawa Timur.

Barung menjelaskan dari delapan orang itu, empat orang tewas di gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, dua orang di GKI jalan Diponegoro dan di GPPS jalan Arjuno ada dua orang.

"Dengan sangat menyesal saat ini korban bertambah menjadi delapan," ujarnya.

Barung mengemukakan, saat ini petugas kepolisian dirujuk ke RSUD dr Soetomo Surabaya.

Dia juga meminta media bekerja sama dengan pihak kepolisian dengan tidak menyebarkan informasi selain informasi yang didapat dari pihaknya.

"Kami mohon doa. Kami akan lawan gerakan teror. Kami tidak pernah takut terhadap aksi teror," ucap Barung.

Salah seorang jemaat Gereja Santa Maria Tak Bercela Surabaya, Joseph Sintar mengatakan jika pelaku dugaan bom bunuh diri yang ada di gereja tersebut beraksi saat pergantian jam Misa berlangsung yakni sekitar pukul 07.15 WIB.

"Tadi tadi pagi saat ikut jam misa yang pertama yakni pukul 05.30 WIB kemudian berakhir sekitar pukul 06.30 WIB, dan saya keluar untuk pulang," katanya saat ditemui di lokasi kejadian.

Setelah perjalanan pulang dirinya kemudian mendapatkan kabar kalau terjadi ledakan di gereja tersebut, sehingga dirinya langsung kembalu lagi untuk melihat kondisi terbaru. (*)

Pewarta: Abd Aziz

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018