Malang (Antaranews Jatim) - Pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Malang Sutiaji-Sofyan Edi Jarwoko (SAE) berjanji akan melakukan restrukturisasi kota sekaligus mengurai kemacetan di daerah itu dengan membangun jalan-jalan baru guna menghubungkan antar-wilayah.
Calon Wali Kota Malang Sutiaji di Malang, Jawa Timur, Minggu mengemukakan perlu dilakukan restrukturisasi kota dengan membangun jalan-jalan baru yang bisa menghubungkan wilayah-wilayah tertentu ke pusat kota.
"Konsep ring road (jalan lingkar) bisa diimplementasikan di Kota Malang. Dengan adanya ring road kepadatan kendaraan di pusat kota bisa dikurangi, terutama kepadatan akibat para pengendara atau pelintas antarkota," katanya di sela tatap muka dengan warga Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang.
Selain itu, lanjutnya, dirinya juga akan menata ulang lalu lintas dalam kota dengan terlebih dahulu mengkomunikasikan dengan pemerintah Kota Batu dan Kabupaten Malang, karena Kota Malang berada di antara dua wilayah itu.
"Kami harus berkoordinasi dengan kepala daerah di dua wilayah itu (Kota Batu dan Kabupaten Malang), karena posisi Kota Malang yang berada di tengah. Jika kami terpilih dan diberi amanah untuk memimpin Kota Malang lima tahun ke depan, Insya Allah kami juga akan memprioritaskan masalah kemacetan di kota ini," kata Calon Wakil Wali Kota Malang pasangan Sutiaji, Sofyan Edi Jarwoko.
Pasngan SAE dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kota Malang 27 Juni 2018 itu diusung Partai Demokrat dan Partai Golkar.
Kemacetan lalu lintas di Kota Malang menempati urutan ketiga secara nasional setelah DKI Jakarta dan Kota Bandung. Efek domino dari kemacetan lalu lintas ini sangat luas, bukan saja berdampak langsung dengan persoalan ekonomi, melainkan juga berdampak bagi kehidupan sosial.
Kota Malang (2016) memiliki panjang jalan beraspal 1.027 km terdiri atas jalan arteri 88 km, kolektor 96 km, lokal 91 km dan jalan lingkungan 752 km. Sementara itu jumlah kendaraan bermotor (2016) mencapai 90.000 mobil penumpang, 970 bus, 20.000 truk dan 457.000 sepeda motor.
Data ini, kata Edi, memberi gambaran persoalan kemacetan lalu lintas sangat serius untuk dicarikan solusi secara komprehensif dan lebih permanen. Bukan solusi tambal sulam, temporer dan hanya memindahkan masalah.
Setiap hari lebih dari 111.000 kendaraan bermotor roda empat dan hampir 450.000 sepeda motor harus beradu cepat di atas jalan raya protokol sepanjang 184 km. Berarti setiap kilometer jalan harus menerima beban 600 kendaraan bermotor roda empat dan 2.450 sepeda motor.
Kondisi ini diperburuk dengan tingkat kedisiplinan pengemudi kendaraan yang masih rendah. Sangat mudah dipahami apabila pedestrian (pejalan kaki) pun makin kehilangan ruang. "Oleh karena itu, kalau kami terpilih nanti akan mengembalikan fungsi pedestrian dan bagaimana bisa mengurai kemacetan di kota ini," kata politikus Partai Golkar tersebut.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
Calon Wali Kota Malang Sutiaji di Malang, Jawa Timur, Minggu mengemukakan perlu dilakukan restrukturisasi kota dengan membangun jalan-jalan baru yang bisa menghubungkan wilayah-wilayah tertentu ke pusat kota.
"Konsep ring road (jalan lingkar) bisa diimplementasikan di Kota Malang. Dengan adanya ring road kepadatan kendaraan di pusat kota bisa dikurangi, terutama kepadatan akibat para pengendara atau pelintas antarkota," katanya di sela tatap muka dengan warga Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang.
Selain itu, lanjutnya, dirinya juga akan menata ulang lalu lintas dalam kota dengan terlebih dahulu mengkomunikasikan dengan pemerintah Kota Batu dan Kabupaten Malang, karena Kota Malang berada di antara dua wilayah itu.
"Kami harus berkoordinasi dengan kepala daerah di dua wilayah itu (Kota Batu dan Kabupaten Malang), karena posisi Kota Malang yang berada di tengah. Jika kami terpilih dan diberi amanah untuk memimpin Kota Malang lima tahun ke depan, Insya Allah kami juga akan memprioritaskan masalah kemacetan di kota ini," kata Calon Wakil Wali Kota Malang pasangan Sutiaji, Sofyan Edi Jarwoko.
Pasngan SAE dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kota Malang 27 Juni 2018 itu diusung Partai Demokrat dan Partai Golkar.
Kemacetan lalu lintas di Kota Malang menempati urutan ketiga secara nasional setelah DKI Jakarta dan Kota Bandung. Efek domino dari kemacetan lalu lintas ini sangat luas, bukan saja berdampak langsung dengan persoalan ekonomi, melainkan juga berdampak bagi kehidupan sosial.
Kota Malang (2016) memiliki panjang jalan beraspal 1.027 km terdiri atas jalan arteri 88 km, kolektor 96 km, lokal 91 km dan jalan lingkungan 752 km. Sementara itu jumlah kendaraan bermotor (2016) mencapai 90.000 mobil penumpang, 970 bus, 20.000 truk dan 457.000 sepeda motor.
Data ini, kata Edi, memberi gambaran persoalan kemacetan lalu lintas sangat serius untuk dicarikan solusi secara komprehensif dan lebih permanen. Bukan solusi tambal sulam, temporer dan hanya memindahkan masalah.
Setiap hari lebih dari 111.000 kendaraan bermotor roda empat dan hampir 450.000 sepeda motor harus beradu cepat di atas jalan raya protokol sepanjang 184 km. Berarti setiap kilometer jalan harus menerima beban 600 kendaraan bermotor roda empat dan 2.450 sepeda motor.
Kondisi ini diperburuk dengan tingkat kedisiplinan pengemudi kendaraan yang masih rendah. Sangat mudah dipahami apabila pedestrian (pejalan kaki) pun makin kehilangan ruang. "Oleh karena itu, kalau kami terpilih nanti akan mengembalikan fungsi pedestrian dan bagaimana bisa mengurai kemacetan di kota ini," kata politikus Partai Golkar tersebut.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018