Banyuwangi (Antaranews Jatim) - Sebanyak 12 mahasiswa dari 12 negara mempelajari seni budaya Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, dalam Program Beasiswa Seni Budaya Indonesia (BSBI) yang diselenggarakan oleh Kementrian Luar Negeri RI.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menyambut hangat kedatangan rombongan mahasiswa asing itu beserta perwakilan Kemenlu RI di Lounge Pemkab Banyuwangi, Senin.
Sebanyak 12 mahasiswa asing yang menjadi peserta dalam program tersebut akan mempelajari seni dan budaya Banyuwangi selama tiga bulan secara langsung dari pelaku seni daerah.
Salah satu deputi pada Direktorat Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri Indonesia Devdy Risa mengatakan, BSBI merupakan program beasiswa tahunan yang diselenggarakan oleh pemerintah Indonesia.
"Program yang telah berjalan selama 15 tahun ini, menjaring mahasiswa terbaik dari seluruh dunia untuk berkesempatan mempelajari seni dan budaya Indonesia. Pemerintah Indonesia membuka pendaftaran program ini melalui kedutaan besar Indonesia yang ada di berbagai belahan dunia," katanya.
Ia menjelaskan ada 400 orang yang mendaftar pada program ini, tapi setelah diseleksi menjadi 72 orang dari 60 negara. Mereka adalah mahasiswa berusia 18-25 tahun dari berbagai latar belakang akademis. Mereka akan disebar ke enam daerah, yaitu Padang, Balikpapan, Yogyakarta, Bali, Banyuwangi dan Makassar.
"Banyuwangi terpilih untuk pertama kalinya karena kami melihat perkembangan seni budayanya yang sangat menonjol," kata Devdy.
Di program ini, lanjut Devdy, para peserta akan belajar langsung dari pelaku seni dari sanggar-sanggar seni di enam daerah tersebut. Di Banyuwangi sendiri ke dua belas peserta akan mendapatkan bimbingan dan pelatihan dari Sanggar Sayugringsing.
Sebelumnya, para peserta mendapatkan presentasi dari sanggar-sanggar di enam daerah yang ditetapkan Kemenlu. Mereka pun memilih sendiri daerah yang membuat mereka tertarik.
"Kami sengaja memilih sangar-sanggar seni sebagai tempat mereka belajar, agar mereka bisa merasakan langsung dan memahami proses tumbuhnya seni. Cara ini akan lebih menumbuhkan ikatan emosional positif mereka dengan daerah tempat mereka belajar, sehingga nantinya diharapkan sekembalinya ke negara masing-masing mereka akan menyebarkan pengalaman tersebut kepada orang-orang di negaranya," ucap Devdy.
Sementara Bupati Abdullah Azwar Anas menyampaikan terima kasih kepada Kemenlu yang telah memilih seni dan budaya Banyuwangi untuk dipelajari oleh mahasiswa dari berbagai negara.
Menurut dia, pemilihan sanggar seni sebagai tempat belajar para peserta tersebut diharapkan bisa meningkatkan kreativitas dan produktivitas sanggar lokal dalam berkarya.
"Kami bangga sanggar seni Banyuwangi dipercaya untuk melaksanakan program ini. Harapan kami dengan terlibat di program ini akan menginspirasi sanggar-sanggar Banyuwangi untuk terus menghasilkan karya terbaik untuk memperkaya khasanah seni daerah," kata Anas.
Dalam kesempatan tersebut Bupati Anas juga mengundang para pesefrta BSBI untuk ikut terlibat berbagai even yang digelar Banyuwangi. Ada 77 agenda Banyuwangi Festival yang sebagian besar merupakan even seni dan budaya.
"Selain belajar mereka bisa langsung terlibat di festival yang kami gelar. Ini bisa jadi pengalaman yang berkesan bagi mereka," ujarnya.
Salah satu peserta yang berasal dari Azerbaijan, Arsu Murdova mengatakan sangat tertarik dengan budaya Banyuwangi. Dia sendiri memutuskan untuk memilih Banyuwangi setelah melihat video tentang Banyuwangi dari Youtube.
"Saya sangat suka dengan tari Gandrung, kostumnya sangat bagus dan tariannya sendiri sangat indah. Saya berharap bisa belajar banyak dan bisa menguasai tarian ini sebelum program ini selesai," katanya.
Sedangkan peserta dari Jepang, Yui Moriya sangat tertarik dengan tarian tradisonal Indonesia. Yuri sendiri adalah mahasiswa yang memiliki hobi menari balet.
"Saya sangat tertarik dengan tarian tradisional, saya berharap dengan tinggal di Banyuwangi bisa belajar tentang tari-tarian di sini. Saya sangat tertarik mengombinasikan tarian modern dan tradisional. Saya akan mengombinasikannya dengan balet," tuturnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menyambut hangat kedatangan rombongan mahasiswa asing itu beserta perwakilan Kemenlu RI di Lounge Pemkab Banyuwangi, Senin.
Sebanyak 12 mahasiswa asing yang menjadi peserta dalam program tersebut akan mempelajari seni dan budaya Banyuwangi selama tiga bulan secara langsung dari pelaku seni daerah.
Salah satu deputi pada Direktorat Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri Indonesia Devdy Risa mengatakan, BSBI merupakan program beasiswa tahunan yang diselenggarakan oleh pemerintah Indonesia.
"Program yang telah berjalan selama 15 tahun ini, menjaring mahasiswa terbaik dari seluruh dunia untuk berkesempatan mempelajari seni dan budaya Indonesia. Pemerintah Indonesia membuka pendaftaran program ini melalui kedutaan besar Indonesia yang ada di berbagai belahan dunia," katanya.
Ia menjelaskan ada 400 orang yang mendaftar pada program ini, tapi setelah diseleksi menjadi 72 orang dari 60 negara. Mereka adalah mahasiswa berusia 18-25 tahun dari berbagai latar belakang akademis. Mereka akan disebar ke enam daerah, yaitu Padang, Balikpapan, Yogyakarta, Bali, Banyuwangi dan Makassar.
"Banyuwangi terpilih untuk pertama kalinya karena kami melihat perkembangan seni budayanya yang sangat menonjol," kata Devdy.
Di program ini, lanjut Devdy, para peserta akan belajar langsung dari pelaku seni dari sanggar-sanggar seni di enam daerah tersebut. Di Banyuwangi sendiri ke dua belas peserta akan mendapatkan bimbingan dan pelatihan dari Sanggar Sayugringsing.
Sebelumnya, para peserta mendapatkan presentasi dari sanggar-sanggar di enam daerah yang ditetapkan Kemenlu. Mereka pun memilih sendiri daerah yang membuat mereka tertarik.
"Kami sengaja memilih sangar-sanggar seni sebagai tempat mereka belajar, agar mereka bisa merasakan langsung dan memahami proses tumbuhnya seni. Cara ini akan lebih menumbuhkan ikatan emosional positif mereka dengan daerah tempat mereka belajar, sehingga nantinya diharapkan sekembalinya ke negara masing-masing mereka akan menyebarkan pengalaman tersebut kepada orang-orang di negaranya," ucap Devdy.
Sementara Bupati Abdullah Azwar Anas menyampaikan terima kasih kepada Kemenlu yang telah memilih seni dan budaya Banyuwangi untuk dipelajari oleh mahasiswa dari berbagai negara.
Menurut dia, pemilihan sanggar seni sebagai tempat belajar para peserta tersebut diharapkan bisa meningkatkan kreativitas dan produktivitas sanggar lokal dalam berkarya.
"Kami bangga sanggar seni Banyuwangi dipercaya untuk melaksanakan program ini. Harapan kami dengan terlibat di program ini akan menginspirasi sanggar-sanggar Banyuwangi untuk terus menghasilkan karya terbaik untuk memperkaya khasanah seni daerah," kata Anas.
Dalam kesempatan tersebut Bupati Anas juga mengundang para pesefrta BSBI untuk ikut terlibat berbagai even yang digelar Banyuwangi. Ada 77 agenda Banyuwangi Festival yang sebagian besar merupakan even seni dan budaya.
"Selain belajar mereka bisa langsung terlibat di festival yang kami gelar. Ini bisa jadi pengalaman yang berkesan bagi mereka," ujarnya.
Salah satu peserta yang berasal dari Azerbaijan, Arsu Murdova mengatakan sangat tertarik dengan budaya Banyuwangi. Dia sendiri memutuskan untuk memilih Banyuwangi setelah melihat video tentang Banyuwangi dari Youtube.
"Saya sangat suka dengan tari Gandrung, kostumnya sangat bagus dan tariannya sendiri sangat indah. Saya berharap bisa belajar banyak dan bisa menguasai tarian ini sebelum program ini selesai," katanya.
Sedangkan peserta dari Jepang, Yui Moriya sangat tertarik dengan tarian tradisonal Indonesia. Yuri sendiri adalah mahasiswa yang memiliki hobi menari balet.
"Saya sangat tertarik dengan tarian tradisional, saya berharap dengan tinggal di Banyuwangi bisa belajar tentang tari-tarian di sini. Saya sangat tertarik mengombinasikan tarian modern dan tradisional. Saya akan mengombinasikannya dengan balet," tuturnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018