Banyuwangi (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, kembali menggelar pameran bertajuk "Banyuwangi Jaman Bengen" dengan menampilkan ratusan benda-benda kuno atau tempo dulu dan bersejarah yang ditemukan di kabupaten ujung timur Pulau Jawa itu sebagai upaya menarik kunjungan wisatawan.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menjelaskan bahwa pemerintah daerah setempat terus menghadirkan berbagai agenda setiap pekan, baik itu yang masuk dalam agenda Banyuwangi Festival, maupun agenda yang digelar oleh masyarakat sendiri.
"Di Banyuwangi setiap pekannya kami dorong ada agenda yang bisa dinikmati wisatawan dan warga. Jadi, mereka yang berkunjung ke Banyuwangi bisa menikmati kekhasan seni dan budaya kami. Termasuk pameran benda-benda tempo dulu," ujar Bupati Ipuk di Banyuwangi, Selasa.
Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi, M. Choliqul Ridho mengatakan pameran yang digelar di halaman Kantor Disbudpar itu berlangsung sejak 11-17 Juni 2023, dan memamerkan tempayan dari Dinasti Tang China abad 7-10, wadah penutup Dinasti Ming abad ke-14, guci song (kelapa) Dinasti Song abad 9-12.
Ada juga botol soda buatan perusahaan keluarga Belanda, Erven Lucas Bols, tahun 1575. Botol tersebut terbuat dari keramik dan berkapasitas satu liter. Benda-benda pusaka Banyuwangi, seperti satu set timbangan emas zaman Kerajaan Blambangan abad 14-18 Masehi. Timbangan yang terbuat dari perak itu ditemukan di Pertanen, Jambewangi, Kecamatan Sempu.
Tak hanya itu, berbagai benda purbakala dan benda kuno berbahan batu, tanah liat, keramik, hingga kayu juga ditampilkan pada pameran tersebut. Bentuknya bermacam-macam, seperti keris, tombak, arca, lingga yoni, hingga lemari rias kuno.
"Pameran ini sebagai sarana edukasi, sekaligus cara untuk mengenalkan sejarah tentang Banyuwangi kepada generasi milenial. Anak-cucu kita harus tahu bagaimana kisah Kerajaan Blambangan dan Macan Putih yang menjadi bagian sejarah Banyuwangi yang sangat menarik," katanya.
Selain mengenalkan benda purbakala, pameran juga menampilkan lukisan dan foto-foto tentang Banyuwangi zaman dulu. Dengan demikian, masyarakat dan anak-anak sekolah atau milenial di Banyuwangi tahu sejarah Banyuwangi. Mulai tentang Pantai Boom, Geopark Ijen, gandrung dan lainnya.
"Pameran kepurbakalaan ini juga sebagai media promosi. Jadi, Banyuwangi nantinya tidak hanya dikenal kaya destinasi wisata, tapi juga budaya dan situs yang harus dilestarikan," kata Ridho.