Kediri (Antaranews Jatim) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kediri, Jawa Timur, mengimbau warga agar memerhatikan kondisi uang dengan 3D yaitu dilihat, diraba, diterawang demi mencegah beredarnya uang palsu.

"Kami memberikan edukasi ciri-ciri uang yang asli. Yang mudah 3D, dilihat, diraba, diterawang," kata Kepala Tim Sistem Pembayaran Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kediri Beny Wicaksono di Kediri, Kamis.

Ia mengatakan, BI memang intensif mengadakan sosialisasi demi mencegah beredarnya uang palsu. Edukasi dilakukan pada semua pihak, misalnya guru, teller bank, dengan harapan mereka bisa menyampaikan informasi ke masyarakat lainnya.

Menurut dia, dalam mencetak uang kertas, BI telah menerapkan sistem yang cukup ketat. Kualitas kertas yang dibuat juga dengan kertas khusus. Setiap nominal rupiah juga mempunyai nomor seri yang beda, sehingga tidak bisa dipalsukan.

Ia mengakui, BI mendapatkan informasi dari Polres Kediri, dimana telah berhasil mengungkap kasus pembuatan serta peredaran uang palsu. Ia juga sudah mengecek langsung uang palsu pecahan Rp100 ribu itu dan kualitasnya, tapi jelek.

"Bahannya dari kertas, kualitasnya juga berbeda. Jadi, masyarakat luar dengan mudah membedakan, sebab jauh dari asli," kata dia.

Untuk warna, Beny juga menambahkan sebenarnya sama, kemerah-merahan, tapi ketika sudah agak lusuh, uang palsu akan berbeda dengan pecahan uang asli. Uang palsu itu dibuat dengan kertas jenis aster yang banyak terdapat di percetakan.

Terkait dengan banyaknya jumlah uang palsu yang berhasil diungkap, BI mengatakan di awal 2018 ini kasus uang palsu yang terungkap ditangani oleh Polres Kediri tersebut. Jumlah lembaran uang yang banyak dipalsukan adalah pecahan Rp100 ribu.

"Kami tidak bisa sebutkan lembarannya, tapi jenisnya ratusan ribu," kata dia.

Sebelumnnya, Polres Kediri berhasil mengungkap sindikat pemalsuan uang. Polisi menangkap empat orang yang tergabung dalam sindikat pembuat uang palsu dengan pecahan Rp100 ribu tersebut. Dua orang warga Kabupaten Kediri, dan dua lainnya warga Jawa Tengah.

Dalam melakukan aksinya, ternyata pelaku sengaja membuat uang palsu itu. Berbekal dari pengalaman bekerja di sebuah percetakan, akhirnya nekat membuat uang palsu. Bahan yang digunakan adalah kertas jenis aster. Desain uang sebelumnya sudah ada di komputer, sehingga setelah kertas dicetak berbentuk uang, lalu diedarkan.

"Tersangka ini kerja di percetakan dan dia mencoba untuk bagaimana semaksimal mungkin bisa meniru rupiah. Aksinya sudah satu tahun mencetak dan mengedarkan," kata Kepala Polres Kediri AKBP Erick Hermawan. (*)

 

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018