Bojonegoro (Antaranews Jatim)- Puluhan tenaga kerja penambang perahu di Bengawan Solo Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, di Desa Trucuk dan Tulungrejo, Kecamatan Trucuk, terancam menganggur, kalau jembatan Bengawan Solo Kecamatan Kota-Trucuk berfungsi.
Pengelola tambangan Bengawan Solo di Desa Trucuk, Bojonegoro Dwi Sali, di Bojonegoro, Kamis, menjelaskan puluhan tenaga kerja di enam tambangan perahu Bengawan Solo di dua desa itu, masih belum memiliki alternatif mencari pekerjaan kalau jembatan berfungsi.
"Semua tenaga kerja tambangan perahu juga belum mempersiapkan untuk bekerja di bidang lainnya," ujarnya.
Namun, menurut dia, ketika jembatan Bengawan Solo di Kecamatan Malo, dimanfaatkan para penambang yang berhenti menambang memperoleh uang pesangon.
"Ya harapan kami ada pesangon, sebab bagaimanapun juga tenaga kerja disini sudah berjasa menyeberangkan warga. Kan selama ini ongkos menyeberang bersifat sosial tidak ada tarifnya," ucapnya, menjelaskan.
Di Desa Trucuk, ada tiga lokasi tambangan, selain miliknya juga milik Panidi dan Didik, keduanya warga Kelurahan Ledokkulon, Kecamatan Kota.
Selain itu, juga di Desa Tulungrejo, ada tiga lokasi tambangan, yang semuanya dikelola masyarakat karena memenangkan lelang dengan pihak desa. Di masing- masing tambangan jumlah tenaga kerjanya bervariasi mulai hanya enam tenaga kerja sampai 10 tenaga kerja.
Di tambangan milik Dwi Sali, terdapat 10 tenaga kerja yang bekerja siang dan malam, kecuali waktu istirahat pukul 00.00 WIB sampai pukul 03.00 WIB.
Di tambangan setempat terdapat tiga perahu tambang yang menghubungkan Desa Trucuk, dengan Desa Kauman, Kecamatan Kota, yang berada di tengah kota.
"Warga yang memanfaatkan perahu tambang disini ribuan dari sejumlah desa di Kecamatan Trucuk. Saya mengelola tambangan disini sejak delapan tahun lalu," ucapnya.
Ia menyebutkan perolehan di tambangan perahu di tempatnya dengan sekali ongkos menyeberang berkisar Rp1.000-Rp2.000/orang termasuk kendaraan sepeda motor rata-rata bisa mencapai Rp2 juta per hari.
"Saya memenangkan lelang Rp30 juta pada 2017. Tapi karena ada pembangunan jembatan sekarang membayar ke desa tiga bulan sekali," tuturnya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Penataan Ruang Pemkab Bojonegoro Andi Tjandra, memperkirakan pembangunan jembatan Bengawan Solo yang menghubungkan Kecamatan Kota-Trucuk, selesai akhir Maret.
"Tali jembatan sekarang sudah sampai di Tanjung Perak Surabaya. Importir sekarang masih mengurus bea cukai masuknya," imbuhnya. (*)
Video Oleh Slamet Agus Sudarmojo
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
Pengelola tambangan Bengawan Solo di Desa Trucuk, Bojonegoro Dwi Sali, di Bojonegoro, Kamis, menjelaskan puluhan tenaga kerja di enam tambangan perahu Bengawan Solo di dua desa itu, masih belum memiliki alternatif mencari pekerjaan kalau jembatan berfungsi.
"Semua tenaga kerja tambangan perahu juga belum mempersiapkan untuk bekerja di bidang lainnya," ujarnya.
Namun, menurut dia, ketika jembatan Bengawan Solo di Kecamatan Malo, dimanfaatkan para penambang yang berhenti menambang memperoleh uang pesangon.
"Ya harapan kami ada pesangon, sebab bagaimanapun juga tenaga kerja disini sudah berjasa menyeberangkan warga. Kan selama ini ongkos menyeberang bersifat sosial tidak ada tarifnya," ucapnya, menjelaskan.
Di Desa Trucuk, ada tiga lokasi tambangan, selain miliknya juga milik Panidi dan Didik, keduanya warga Kelurahan Ledokkulon, Kecamatan Kota.
Selain itu, juga di Desa Tulungrejo, ada tiga lokasi tambangan, yang semuanya dikelola masyarakat karena memenangkan lelang dengan pihak desa. Di masing- masing tambangan jumlah tenaga kerjanya bervariasi mulai hanya enam tenaga kerja sampai 10 tenaga kerja.
Di tambangan milik Dwi Sali, terdapat 10 tenaga kerja yang bekerja siang dan malam, kecuali waktu istirahat pukul 00.00 WIB sampai pukul 03.00 WIB.
Di tambangan setempat terdapat tiga perahu tambang yang menghubungkan Desa Trucuk, dengan Desa Kauman, Kecamatan Kota, yang berada di tengah kota.
"Warga yang memanfaatkan perahu tambang disini ribuan dari sejumlah desa di Kecamatan Trucuk. Saya mengelola tambangan disini sejak delapan tahun lalu," ucapnya.
Ia menyebutkan perolehan di tambangan perahu di tempatnya dengan sekali ongkos menyeberang berkisar Rp1.000-Rp2.000/orang termasuk kendaraan sepeda motor rata-rata bisa mencapai Rp2 juta per hari.
"Saya memenangkan lelang Rp30 juta pada 2017. Tapi karena ada pembangunan jembatan sekarang membayar ke desa tiga bulan sekali," tuturnya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Penataan Ruang Pemkab Bojonegoro Andi Tjandra, memperkirakan pembangunan jembatan Bengawan Solo yang menghubungkan Kecamatan Kota-Trucuk, selesai akhir Maret.
"Tali jembatan sekarang sudah sampai di Tanjung Perak Surabaya. Importir sekarang masih mengurus bea cukai masuknya," imbuhnya. (*)
Video Oleh Slamet Agus Sudarmojo
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018