Bojonegoro (Antaranews Jatim) - Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, akan meluncurkan program visi pengembangan wilayah kota dengan desa di daerah setempat dengan nama "Desa Rasa Kota, Kota Rasa Desa", Selasa (27/2).
"Peluncuran visi Desa Rasa Kota, Kota Rasa Desa ini akan mendatangkan seluruh kepala desa/kelurahan (430 desa/kelurahan), untuk menyamakan persepsi terkait program pengembangan kota-desa," kata Bupati Bojonegoro Suyoto di Bojonegoro, Senin.
Oleh karena itu, menurut dia, dalam program itu juga dilakukan dengan mendatangkan tim arsitek lulusan Belanda, yang sekarang ini berbicra dalam Simposium Internasional terkait program "Desa Rasa Kota, Kota Rasa Desa".
Visi konsep "Desa Rasa Kota, Kota Rasa Desa" di daerah setempat muncul ketika Bupati Bojonegoro Suyoto bertemu dengan Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu dan konsultan PT SHAU Bandung Daliana Suryawinata beberapa waktu lalu.
"Visi Desa Rasa Kota, Kota Rasa Desa merupakan pemikiran yang maju jauh ke depan agar perkembangan kota tidak seperti Jakarta yang padat," kata "Community Educator Independent Negotiator" Pauline Boedianto yang tampil sebagai pembicara dalam simposium Internasional "Desa Rasa Kota, Kota Rasa Desa".
Dengan demikian, menurut "Director" SHAU "Arcitect" Daliana Suryawinata, Kota Bojonegoro dalam pengembangannya harus tetap dipertahankan suasana desa.
Begitu pula pengembangan di 412 desa juga tetap harus dipertahankan dengan menambah fasilitas yang mendukung sebagaimana yang ada di perkotaan, antara lain, fasilitas kesehatan yang memadai, olahraga, juga fasilitas pendidikan.
"Bojonegoro itu khas dan unik, seperti di kota bisa dilihat banyak masyarakat duduk lesehan di tepi jalan," ucapnya menambahkan.
Oleh karena itu, lanjut dia, pengembangan kota bisa ditambah dengan kebun buah-buahan, juga lokasi tempat bercengkerama sambil duduk "lesehan".
"Dalam bercengkerama duduk lesehan tidak harus karena makan, tetapi juga rapat atau membahas sesuatu," kata dia menjelaskan.
Tampil dalam simposium itu selain Bupati Bojonegoro Suyoto, juga "Director" SHAU "Arcitect" Florian Heinzelmann dan "IDN Liveable Cities NL Landscape Architect" Wiwi Tjiook.
Panitia Simposium Internasional "Desa Rasa Kota Kota Rasa Desa" Pemkab Bojonegoro Nurul Azizah menambahkan bahwa visi "Desa Rasa Kota Kota Rasa Desa" bisa menarik orang luar untuk melihat keindahan dan budaya Bojonegoro.
"Nantinya akan meningkatkan kunjungan tempat-tempat wisata, termasuk mengeliatnya ekonomi masyarakat," ucapnya menambahkan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Peluncuran visi Desa Rasa Kota, Kota Rasa Desa ini akan mendatangkan seluruh kepala desa/kelurahan (430 desa/kelurahan), untuk menyamakan persepsi terkait program pengembangan kota-desa," kata Bupati Bojonegoro Suyoto di Bojonegoro, Senin.
Oleh karena itu, menurut dia, dalam program itu juga dilakukan dengan mendatangkan tim arsitek lulusan Belanda, yang sekarang ini berbicra dalam Simposium Internasional terkait program "Desa Rasa Kota, Kota Rasa Desa".
Visi konsep "Desa Rasa Kota, Kota Rasa Desa" di daerah setempat muncul ketika Bupati Bojonegoro Suyoto bertemu dengan Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu dan konsultan PT SHAU Bandung Daliana Suryawinata beberapa waktu lalu.
"Visi Desa Rasa Kota, Kota Rasa Desa merupakan pemikiran yang maju jauh ke depan agar perkembangan kota tidak seperti Jakarta yang padat," kata "Community Educator Independent Negotiator" Pauline Boedianto yang tampil sebagai pembicara dalam simposium Internasional "Desa Rasa Kota, Kota Rasa Desa".
Dengan demikian, menurut "Director" SHAU "Arcitect" Daliana Suryawinata, Kota Bojonegoro dalam pengembangannya harus tetap dipertahankan suasana desa.
Begitu pula pengembangan di 412 desa juga tetap harus dipertahankan dengan menambah fasilitas yang mendukung sebagaimana yang ada di perkotaan, antara lain, fasilitas kesehatan yang memadai, olahraga, juga fasilitas pendidikan.
"Bojonegoro itu khas dan unik, seperti di kota bisa dilihat banyak masyarakat duduk lesehan di tepi jalan," ucapnya menambahkan.
Oleh karena itu, lanjut dia, pengembangan kota bisa ditambah dengan kebun buah-buahan, juga lokasi tempat bercengkerama sambil duduk "lesehan".
"Dalam bercengkerama duduk lesehan tidak harus karena makan, tetapi juga rapat atau membahas sesuatu," kata dia menjelaskan.
Tampil dalam simposium itu selain Bupati Bojonegoro Suyoto, juga "Director" SHAU "Arcitect" Florian Heinzelmann dan "IDN Liveable Cities NL Landscape Architect" Wiwi Tjiook.
Panitia Simposium Internasional "Desa Rasa Kota Kota Rasa Desa" Pemkab Bojonegoro Nurul Azizah menambahkan bahwa visi "Desa Rasa Kota Kota Rasa Desa" bisa menarik orang luar untuk melihat keindahan dan budaya Bojonegoro.
"Nantinya akan meningkatkan kunjungan tempat-tempat wisata, termasuk mengeliatnya ekonomi masyarakat," ucapnya menambahkan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018