Tulungagung (Antara Jatim) - Serapan anggaran belanja dan pendapatan daerah (APBD) Kabupaten Tulungagung tahun 2017 hingga saat ini baru mencapai 90 persen, dan diprediksi tidak akan optimal 100 persen hingga tutup buku pada Jumat (29/12).
"Masih ada waktu beberapa hari, tapi untuk mencapai (serapan) 100 persen sepertinya memang sulit," kata Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Setda Tulungagung Hendry Setyawan di Tulungagung, Selasa.
Kendati ia meyakini seluruh OPD (organisasi perangkat daerah) saat ini terus bekerja keras melengkapi administrasi pencairan anggaran yang telah ditetapkan dalam APBD 2017, Hendry memperkirakan capaian serapan hanya di kisaran 95 persen atau lebih sedikit.
Sisanya, kata dia, menjadi sisa lebih penggunaan anggaran (SILPA) karena berbagai kendala yang bersifat teknis maupun nonteknis.
"Bagaimanapun kami sedang menyelesaikan proses penyerapan anggaran. Mengingat sudah mendekati detik-detik pergantian tahun dan semua anggaran khususnya belanja daerah juga harus terserap," ujarnya.
Hendry berdalih pihaknya sudah memberi masukkan kepada seluruh jajaran OPD agar secepatnya menyelesaikan semua urusan anggaran, khususnya terkait kontrak kerja kepada penyedia jasa agar cepat dirampungkan.
Jika tidak, kata dia, dikhawatirkan dana yang tersisa itu justru tidak terserap dan musnah begitu saja dalam bentuk SILPA.
"Kami merasa ada sedikit permasalahan terhadap kontrak kerja di beberapa SKPD. Ini bisa mengganjal proses penyerapan," katanya.
Hendry menjelaskan, batas akhir penyerapan anggaran sebenarnya ditetapkan pada 15 Desember.
Akan tetapi, pihaknya masih memberikan tenggat waktu hingga 27 Desember lusa (besok).
Hal ini dimaksudkan agar semua bisa secepatnya bisa menyelesaikan segala urusan keuangan.
"Kami harus tegas memberi waktu pencairan anggaran. Jika tidak tentunya bakal timbul permasalahan baru," ujarnya.
Besaran APBD Tulungagung 2017 tercatat mencapai Rp2,4 triliun dengan nilai belanja sebesar Rp2,3 triliun.
APBD Tulungagung dengan demikian mengalami surplus sekitar Rp11,9 miliar.
Hendry mengaku tetap optimistis, serapan bisa dimaksimalkan di beberapa hari terakhir 2017 ini, kendati tidak mencapai 100 persen.
"Insya Allah pada akhir bulan ini bisa didapat hasil yang maksimal," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
"Masih ada waktu beberapa hari, tapi untuk mencapai (serapan) 100 persen sepertinya memang sulit," kata Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Setda Tulungagung Hendry Setyawan di Tulungagung, Selasa.
Kendati ia meyakini seluruh OPD (organisasi perangkat daerah) saat ini terus bekerja keras melengkapi administrasi pencairan anggaran yang telah ditetapkan dalam APBD 2017, Hendry memperkirakan capaian serapan hanya di kisaran 95 persen atau lebih sedikit.
Sisanya, kata dia, menjadi sisa lebih penggunaan anggaran (SILPA) karena berbagai kendala yang bersifat teknis maupun nonteknis.
"Bagaimanapun kami sedang menyelesaikan proses penyerapan anggaran. Mengingat sudah mendekati detik-detik pergantian tahun dan semua anggaran khususnya belanja daerah juga harus terserap," ujarnya.
Hendry berdalih pihaknya sudah memberi masukkan kepada seluruh jajaran OPD agar secepatnya menyelesaikan semua urusan anggaran, khususnya terkait kontrak kerja kepada penyedia jasa agar cepat dirampungkan.
Jika tidak, kata dia, dikhawatirkan dana yang tersisa itu justru tidak terserap dan musnah begitu saja dalam bentuk SILPA.
"Kami merasa ada sedikit permasalahan terhadap kontrak kerja di beberapa SKPD. Ini bisa mengganjal proses penyerapan," katanya.
Hendry menjelaskan, batas akhir penyerapan anggaran sebenarnya ditetapkan pada 15 Desember.
Akan tetapi, pihaknya masih memberikan tenggat waktu hingga 27 Desember lusa (besok).
Hal ini dimaksudkan agar semua bisa secepatnya bisa menyelesaikan segala urusan keuangan.
"Kami harus tegas memberi waktu pencairan anggaran. Jika tidak tentunya bakal timbul permasalahan baru," ujarnya.
Besaran APBD Tulungagung 2017 tercatat mencapai Rp2,4 triliun dengan nilai belanja sebesar Rp2,3 triliun.
APBD Tulungagung dengan demikian mengalami surplus sekitar Rp11,9 miliar.
Hendry mengaku tetap optimistis, serapan bisa dimaksimalkan di beberapa hari terakhir 2017 ini, kendati tidak mencapai 100 persen.
"Insya Allah pada akhir bulan ini bisa didapat hasil yang maksimal," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017