Kediri (Antara Jatim) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kediri, Jawa Timur menyiapkan dana hingga Rp2,5 triliun untuk stok menjelang libur akhir tahun 2017, di mana biasanya tingkat kebutuhan meningkat ketimbang bulan biasanya.

"Kenaikannya tidak terlalu signifikan, tapi memang stok naik dari hari biasanya. Ini outflow sekitar Rp2,5 triliun untuk 13 kabupaten/kota," kata Kepala Kantor Perwakilan BI Kediri Djoko Raharto di Kediri, Kamis.

Ia mengatakan, stok untuk menghadapi libur akhir tahun serta perayaan Natal 2017 tersebut memang tidak sebanyak saat menghadapi Hari Raya Idul Adha. Saat Lebaran 2017, BI Kediri menyiapkan hingga Rp6,5 triliun, selisihnya cukup drastis ketimbang stok untuk akhir tahun.

Stok itu, kata dia, untuk kebutuhan perbankan salah satunya mengisi anjungan tunai mandiri (ATM) perbankan di seluruh wilayah BI Kediri. Stok uang yang disiapkan juga mayoritas pecahan besar, yaitu Rp50 ribu serta Rp100 ribu. Hal ini berbeda saat libur Lebaran 2017, yang banyak menyiapkan pecahan kecil, seperti Rp20 ribu, Rp10 ribu, Rp5 ribu, hingga Rp2 ribu.

Selain itu, BI Kediri sat ini juga sudah membuka layanan kas titipan. Bank lebih dimudahkan lagi mengelola likuiditasnya dengan kas titipan di Madiun serta Ponorogo. Dengan itu, ikut serta memaksimalkan fungsi dari BI untuk mendistribusikan uang kartal atau tunai di wilayah tersebut.

Sementara itu, menjelang akhir tahun harga bahan pokok di Kediri juga mulai merangkak naik. Beberapa komoditas yang terlihat harganya naik adalah beras serta cabai besar serta telur ayam. Namun, kenaikan beras tidak terlalu signifikan atau relatif kecil.

"Harga saat ini masih relatif stabil. Jika ada kenaikan tidak terlalu siginifikan, tidak langsung naik drastis," kata Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Kediri Yetti Sisworini.

Pemkot, kata dia, juga intensif melakukan pemantauan harga bahan pokok. Selain itu, pemkot juga mengaadakan operasi pasar yang bertempat di kelurahan, dengan harapan kegiatan itu bisa menstabilkan harga bahan pokok.

Dalam operasi pasar tersebut menjual bahan pokok misalnya beras, minyak goreng, gula pasir, dan telur. Harga yang diberikan juga relatif lebih murah ketimbang harga di pasaran, misalnya beras isi 5 kilogram seharga Rp45 ribu, gula pasir Rp9.500 per kilogram, minyak goreng Rp9.500 per kilogram, serta telur Rp20 ribu per kilogram. Namun, operasi pasar itu hanya dilakukan satu pekan. (*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017