Surabaya (Antara Jatim) - Pemerintah Kota Surabaya mulai mensosialisasikan rencana pembangunan gedung baru DPRD Surabaya senilai Rp55 miliar yang akan dimulai pada November 2017.
Kepala Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman Cipta Karya dan Tata Ruang Kota Surabaya Eri Cahyadi, di Surabaya, Senin, mengatakan gedung DPRD Surabaya setinggi delapan lantai itu dikerjakan lantaran sudah ada kontraktor pemenang lelang yakni Tiara Multi Teknik.
"Saat ini persiapan yang dilakukan adalah sosialisasi ke gedung masjid Balai Pemuda," katanya.
Menurut dia, sosialiasi sudah dimulai untuk Masjid Balai Pemuda agar mereka mulai bersiap mengosongkan bangunan sebab bangunan masjid itu akan dibongkar awal November.
Ia mengatakan pembongkaran masjid tersebut sifatnya akan sementara sebab setelah bangunan gedung DPRD baru tersebut jadi, maka masjid akan dibangunkan di lantai dasar bangunan delapan lantai tersebut.
Tidak hanya itu, gedung Dewan Kesenian Surabaya juga akan dibongkar sebagaimana masjid di kompleks balai pemuda tersebut.
Terkait gedung DPRD yang baru, Eri mengatakan konsepnya akan dibuat restorasi komplek Balai Pemuda saat masih zaman Belanda. Untuk itu, lanjut dia, pihaknya sudah konsultasi dengan tim cagar budaya.
"Jadi di luar gedung delapan lantai itu akan ada kursi-kursi, lalu air mancur, sebab dulu komplek Balai Pemuda memang dijadikan tempat berkumpulnya orang-orang Belanda," katanya.
Tidak hanya itu, lanjut dia, di dalam gedung delapan lantai ini juga akan menyediakan fasilitas yang lebih mewah untuk kantor para wakil rakyat, seperti penambahan ruang rapat untuk fraksi, ruang rapat untuk komisi, dan juga ruang rapat untuk masing-masing anggota dewan agar bisa leluasa saat menerima konstituen.
Desain interior kantor dewan nantinya juga dibuat futuristik mirip dengan fasilitas yang ada di kantor DPRD Provinsi Jatim. "Nanti juga akan kita buatkan ruang-ruang tunggu. Agar masyarakat Surabaya yang menunggu rapat dengars pendapat juga nyaman," katanya.
Begitu juga dengan ruang sidang Komisi, saat ini disampaikan Eri ruang sidang sudah tidak representatif. Selain sempit juga campur dengan perabot makan dari masing-masing anggota dewan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017