Probolinggo (Antara Jatim) - Hujan yang mulai turun di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur berdampak turunnya  harga tembakau jenis Voor Oogst (VO) Paiton di wilayah setempat karena kualitas tembakau tersebut menurun, sehingga berdampak pada nilai jual daun tembakau.

Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Probolinggo Achmad Mudzakir, Kamis, di Probolinggo, mengatakan harga jual tembakau kering tingkat petani sebesar Rp41.500 per kilogram pada awal panen tembakau Agustus 2017, namun kini berangsur turun.

"Waktu itu musim kemarau pada puncaknya dan dampaknya bagus pada kualitas daun tembakau, bahkan pihak pabrikan membeli tembakau dari pedagang hingga Rp43.000 per kilogram," tuturnya.

Menurutnya harga tembakau saat ini turun menjadi kisaran Rp34.000 - Rp35.000 per kilogram di tingkat petani, kemudian Rp35.000 per kilogram di tingkat pedagang yang dijual ke pabrikan. 

"Turunnya harga hampir 25 persen dimaklumi petani karena kualitas daun tembakau tidak terlalu bagus saat musim hujan dan petani sudah bisa memprediksi turunnya harga tembakau saat musim hujan," katanya.

Ia mengatakan proses penjemuran daun tembakau tidak akan maksimal ketika sering turun hujan, sehingga secara otomatis kualitas tembakau menurun yang berdampak pada harga jual tembakau ke pabrikan.

Di sisi lain, lanjut dia, kondisi tersebut tidak terlalu membuat petani merugi karena berdasarkan analisanya, Break Event Point (BEP) per 1 kilogram tembakau kering membutuhkan biaya sebesar Rp20.000 dan harga panen tembakau tahun 2017 dinilai masih menguntungkan petani.

"Turunnya hujan kali ini juga ketika masa panen tembakau petani hampir selesai, sehingga secara keseluruhan petani tetap mendapatkan keuntungan tahun ini dan tidak merugi," ucap petani tembakau asal Dusun Lemur, Desa Kuripan, Kecamatan Krejengan Probolinggo itu.(*)

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017