Madiun (Antara Jatim) - Pasar unggas dan kerajinan di Dolopo, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, kurang berfungsi maksimal alias mati suri hingga banyak dikeluhkan oleh pedagang yang berjualan di lokasi setempat.
     
"Pasarnya sepi dan minim pembeli. Makanya banyak pedagang yang meninggalkan kiosnya," ujar seorang pedagang di kios pasar setempat, Suratin, kepada wartawan, Rabu.
     
Menurut dia, akibat sepinya pengunjung, dari sekitar 140 kios yang ada, tidak lebih dari 10 kios yang tetap buka. Itupun bukanya tidak sepanjang hari karena pengunjung datangnya malah sore hari. 
     
Sejak dibangun 15 tahun lalu, pasar sempat ramai sekitar empat tahun pertama saja. Setelah itu berangsur-angsur mulai kurang diminati pembeli, hingga akhirnya para pedagang juga memilih pindah.
     
Meski berada di tempat strategis, yakni di tepi Jalan Raya Madiun-Ponorogo, namun tidak berhasil mendongkrak minat pengunjung. Selain sepi pembeli, kondisi bangunan pasar tradisional tersebut juga kurang terawat.
     
Para pedagang yang masih bertahan berharap pemerintah daerah setempat membenahi kondisi pasar tradisional tersebut. Sebab, jika dikembangkan dengan baik, pasar unggas berpeluang menjadi lokasi pariwisata dan pusat kegiatan ekonomi.
     
Kabid Pengelolaan Pasar, Dinas Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Mikro (Dinperdakop dan UM) Kabupaten Madiun Budi Muratno menyatakan, Pasar Unggas dan Kerajinan Dolopo memang ramai pada saat-saat tertentu. 
     
Ia mengatakan ramainya pada hari pasaran. Sebab, biasanya pasar hewan memang beroperasi di hari pasaran, sehingga tidak setiap hari terdapat aktivitas jual dan beli. 
     
Meski demikian, ia tidak menolak jika pasar unggas tersebut kian melemah. Karena itu, pihaknya sengaja tidak menarik tarif retribusi terhadap para pedagang yang menempati kios di sana. 
     
"Sebab, jika tetap ditarik justru memberatkan pedagang yang masih bertahan. Memang pasar perlu direvitalisasi," kata Budi.
     
Ia menambahkan, untuk meningkatkan aktivitas pasar, seharusnya bukan hanya tanggungan dinasnya saja. Namun dibutuhkan peran serta dinas lain yang berhubungan, seperti dinas pertanian dan perikanan.      "Hal itu karena terdapat pasar ikan di sudut pasar unggas tersebut. Sejak pertama dibangun, pasar ikan itu belum pernah difungsikan sama sekali," tambahnya.
     
Karena itu, lanjutnya, untuk menghidupkan kembali pasar tersebut, harus ada kerja sama antarorganisasi perangkat daerah. (*)

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017