Ngawi (Antara Jatim) - Puluhan apoteker yang tergabung dalam Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Cabang Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Senin, menggelar aksi simpatik guna menolak penyalahgunaan obat dan peredaran obat terlarang yang marak terjadi saat ini.
     
Wakil Ketua IAI Cabang Kabupaten Ngawi Lilik Utami mengatakan, aksi simpatik tersebut dilakukan menyusul sikap resah yang terjadi di kalangan apoteker karena banyaknya penyalahgunaan obat resmi yang dijual oleh oknum tidak bertanggung jawab sebagai pengganti narkotika.
     
"Kami juga menolak peredaran obat berbahaya karena efek sampingnya sangat merugikan kesehatan. Seperti yang terjadi dengan penyalahgunaan obat PCC (paracetamol caffein carisoprodol) saat ini," ujar Lilik kepada wartawan saat mengelar aksi di depan kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Ngawi. 
     
Ia mengaku prihatin dengan penyalahgunaan obat resmi dan peredaran obat terlarang yang terjadi. Terlebih penyalagunaan tersebut menyasar generasi muda hingga menjadi korban.
     
Karena itu, selain menolak, aksi yang diikuti oleh perwakilan apoteker dari 90 apotek yang ada di 19 kecamatan di Ngawi tersebut juga memberikan edukasi tentang pemakaian obat sesuai aturan.
     
Bahkan di dalam aksi tersebut, para apoteker juga memberikan konsultasi ke masyarakat tentang tata cara memperoleh dan menggunakan obat secara benar. Sehingga efek samping dari obat yang dikonsumsi tidak berisiko fatal.
     
"Kami juga menyatakan bahwa apotek di Ngawi telah steril dari berbagai macam obat yang telah dilarang peredarannya oleh BPOM pada tahun 2013. Hal itu karena dapat membahayakan masyarakat," katanya. 
     
Dalam aksi yang berlangsung damai tersebut, para apoteker juga meminta masyarakat Ngawi mulai jeli dan cerdas dalam mengonsumsi obat. Sehingga, kasus penyalahgunaan obat di masyarakat dapat ditekan.
     
Sementara, aksi simpatik tersebut mendapat pengamanan ketat dari kepolisian setempat. Usai menyalurkan aspirasinya, massa apoteker tersebut meninggalkan lokasi dengan tertib. (*)
     
     
     

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Akhmad Munir


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017