Bojonegoro (Antara Jatim) - Pemerintah optimistis lapangan gas unitisasi Jambaran-Tiung Biru di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, yang pengembangannya dengan biaya 1,547 miliar  dolar Amerika Serikat bisa berproduksi pada 2012.

"Saya kira pekerjaan  proyek pengembangan lapangan gas JTB bisa selesai 3,5 tahun, sehingga sudah berproduksi pada 2021," kata Menteri ESDM Ignasius Jonan di Bojonegoro, Senin.

Ia menyatakan hal itu usai meletakkan batu pertama pengembangan lapangan gas JTB dengan didampingi Bupati Bojonegoro Suyoto, Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi, dan DIrektur Utama PT Pertamina EP (Persero) Elia Massa Manik.
 
Lebih lanjut ia menjelaskan pengembangan lapangan gas JTB bisa dilaksanakan setelah ada pengurangan "plant of development" (POD) proyek pengembangan lapangan gas JTB dari 2,1 miliar Dolar Amerika Serikat menjadi 1,547 miliar dolar Amerika Serikat.

Selain itu juga ada kesepakatan antara PT Pertamina EP dengan PLN sebagai pembeli gas JTB dengan harga 7,6 dolar Amerika Serikat/juta standar kaki kubik per hari (million metric standard cubic feet per daya/MMSCFD).

Sesuai rencana gas lapangan JTB yang akan berproduksi sebesar sebesar 330 juta standar kaki kubik per hari, di antaranya sebesar 172 juta standar kaki kubik per hari akan didistribusikan melalui pipa transmigis gas Greesik-Semarang, berdiameter 28 inchi.

"Pembelinya baru PLN. Kalau memang ada pembeli lagi ya bisa, sebab potensi lapangan gas JTB cukup besar," kata dia menegaskan.

Ia memberikan contoh kalau memang PT Pupuk Kujang Jawa Barat berniat membeli gas JTB bisa membangun pabrik di Bojonegoro. "Silahkan PT Pupuk Kujang datang untuk membangun pabrik pupuk," ucapnya.

Ia juga mengharapkan pengembangan lapangan gas JTB bisa menyerap tenaga kerja lokal, selain juga bisa mendorong bertumbuhnya berbagai aneka industri sebagai dampak adanya proyek pengembangan lapangan gas JTB.

Saat ini, Pertamina melalui anak perusahaan PT Pertamina Gas (Pertagas) tengah menyelesaikan pembangunan pipa Gresik0Semarang sepanjang 267 kilometer  dengan investasi 515,7 juta dolar Amerika Serikat.

Pada kesempatan itu, Bupati Bojonegoro Suyoto mendesak kontraktor yang bekerja di proyek pengembangan unitisasi lapangan gas JTB yang akan membutuhkan sekitar 6.000 tenaga kerja memanfaatkan tenaga kerja lokal.

"Kami minta kontraktor memanfaatkan tenaga kerja "skill" maupun tenaga kerja yang tidak memiliki kemampun dari lokal Bojonegoro juga Blora, Jawa Tengah," katanya menegaskan. ***3***
Video Oleh: Slamet Agus Sudarmojo
 

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017