Kediri (Antara Jatim) - Penyerapan gabah dan beras oleh Badan Urusan Logistik (Bulog) Sub Divisi Regional (Divre) Kediri, Jawa Timur, terkendala pasokan yang terbatas di petani, sehingga  kurang optimal.
     
"Beberapa pekan terakhir masalah stok di lapangan sudah sangat terbatas. Rata-rata per hari maksimal 60 ton beras," kata Kepala Bulog Subdivre Kediri Rachmat Syahjoni Putra di Kediri, Sabtu.
     
Ia mengatakan, pemerintah saat ini menerapkan kebijakan pembelian gabah dan beras petani sebagai strategi baru menaikkan pasokan dengan menaikkan harga pembelian. Bulog menaikkan HPP sebesar 10 persen, sehingga harga gabah kering panen (GKP) menjadi Rp4.070 per kilogram dan beras kualitas medium menjadi Rp8.030 per kilogram.
     
Menurut dia, kebijakan itu diberlakukan sejak 7 Agustus 2017. Sedangkan untuk persyaratan pembelian juga tidak ada yang berubah baik kadar air, dan sejumlah persyaratan lainnya. Kebijakan tersebut diharapkan bisa lebih mendongkrak pembelian gabah dan beras petani, sehingga penyerapan beras juga diharapkan lebih besar. 
     
"Jadi inpres sudah dinaikkan 10 persen, namun untuk kriteria sama, misalnya kadar air, menir, itu saja. Tapi intinya tergantung pasokan di lapangan," ujarnya. 
     
Lebih lanjut, ia mengatakan saat ini stok di gudang Bulog Kediri masih mencukupi hingga Februari 2018, sehingga stok diperkirakan kurang lebih 29 ribu ton beras. Beras itu untuk kebutuhan raskin yang mencapai 3.000 ton per bulan untuk wilayah Bulog Kediri. 
    
"Ketahanan stok juga masih mencukupi sampai Februari 2018. Jika satu bulan sekitar 3.000 ton, kurang lebih mendekati angka 29 ribu hasil pengadaan. Jadi, jika dilihat sisa stok untuk 2018 tidak perlu khawatir, kendati pemerintah memberlakukan BNPT (Bantuan pangan nontunai)," katanya menjelaskan. 
     
Untuk saat ini, kata dia, bulog lebih berkonsenstrasi  menyerap gabah petani kualitas medium plus. Hal itu untuk kebutuhan pasokan gabah program pemerintah, pemberian bantuan beras bersubsidi. 
     
Bulog Kediri juga masih menunggu musim panen. Akhir Oktober diprediksi mulai musim tanam, sehingga Desember 2017 bisa panen. Dengan adanya panen raya itu, diharapkan pasokan juga lebih banyak lagi, sehingga target pengadaan bisa terpenuhi. Bulog Kediri ditarget penyerapan sekitar 60 ribu ton pada 2017.
     
"Target kami masih jauh, belum 50 persen. Namun, masih ada satu musim tanam lagi dan itu di akhir Oktober sampai Desember, jadi harapannya penyerapan bisa 70-80 persen," katanya. 
     
Walaupun stok gabah dan beras di lapangan sudah mulai terbatas karena pasokan yang juga terbatas, harga beras di lapangan juga masih stabil. Pantauan dari bulog, harga beras juga terjangkau, sekitar Rp10.000 per kilogram.
     
"Harga saat ini masih stabil, jadi artinya pasar lokal terpenuhi itu artinya pasar lokal terpenuhi. Jadi, logikanya jika sulit menyerap pasokan berkurang dan jika lancar produksi ada suplai," kata Joni. (*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017