Surabaya (Antara Jatim) - Produsen benih jagung hibrida Monsanto Indonesia mendorong petani jagung di wilayah Kabupaten Jember untuk menekan penyakit bulai yang ada pada tanaman jagung dengan menggunakan benih yang berkualitas dan toleran terhadap penyakit.
Seed Busines Manager PT Karisma Indoagro Universal Boomo Teguh Samsono yang menjadi mitra pemasaran Monsanto di wilayah Jawa Timur dalam keterangan persnya di Surabaya, Rabu mengatakan sejumlah petani jagung di Jember mengeluhkan penyakit bulai, yang ditandai dengan adanya daun berwarna kuning keputih-putihan pada jagung.
"Penggunaan benih jagung berkualitas bisa memastikan keberhasilan panen petani, seperti salah satunya pada benih bernama DEKALB DK771 yang bisa menjadi pilihan bagi petani," kata Boomo.
Ia mengatakan benih DEKALB DK771 mempunyai potensi hasil yang cukup tinggi di Kabupaten Jember, yakni bisa mencapai 12,2 ton per hektare, meski di setiap daerah mempunyai metode cocok tanam yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan petani.
"Selain penggunaan benih jagung yang berkualitas, kami juga mendorong petani untuk mengaplikasikan cara bercocok tanam yang efektif dan efisien sehingga dapat memberikan hasil maksimal bagi petani. Misalnya penggunaan metode pertanian tanpa olah tanah (TOT) yang bisa menghemat pengeluaran petani hingga Rp1,5 juta per hektare per musim tanam," katanya, menjelaskan.
Selain itu, Boomo mengaku juga membantu petani dengan mengenalkan pola tanam Silase dimana jagung dapat dipanen ketika masih muda untuk menjadi pakan ternak seperti sapi.
Boomo mengatakan kedua metode tanam itu dapat menjadi pilihan alternatif bagi petani yang ingin hasil panen lebih cepat atau mengeluarkan biaya tanam yang lebih sedikit namun dengan dengan hasil panen yang tidak terpaut jauh dengan metode konvensional yang selama ini dipakai.
Sementara itu, Darmanto, salah satu petani jagung asal Desa Andongsari Kecamatan Ambulu, Jember mengatakan saat ini penyakit bulai masih menjadi momok bagi para petani jagung di wilayah setempat.
"Di beberapa daerah termasuk daerah saya penyakit bulai masih menjadi ancaman yang serius, karenanya benih yang tahan terhadap penyakit tersebut menjadi pilihan mutlak bagi petani. Dengan benih yang tahan penyakit, kerugian akibat gagal panen bisa dihindari," katanya.
Saat ini, Darmanto juga telah menggunakan benih jagung DEKALB DK771 yang mempunyai keunggulan tahan terhadap bulai serta mempunyai hasil yang baik.
Ia mengaku untuk setiap 1/4 hektar lahan bisa menghasilkan 2,7 ton jagung pipilan kering atau dengan kata lain tingkat produktivitasnya mencapai 10,88 ton per hektar.
Untuk ketahanan terhadap penyakit, kata Darmanto, dari sekitar 1 hektar lahan yang dikelolanya, hanya sekitar 0,2 persen yang terserang tanaman Bulai. Serangan bulai ini jauh lebih sedikit dibandingkan petani lain yang tidak menggunakan benih tersebut.
"Petani lain bisa terserang bulainya hingga 25 persen dari total lahan atau lebih. Karenanya kami selalu mengajak petani lain untuk mengunakan benih berkualitas yang tahan terhadap penyakit," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017