Bojonegoro (Antara Jatim) - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bojonegoro, Jawa Timur,
menyatakan pengunjung objek wisata Kahyangan Api di Desa Sendangharjo,
Kecamatan Ngasem, tidak hanya wisatawan domestik (wisdom), tetapi juga
wisatawan mancanegara (wisman).
"Wisman yang berkunjung ke Kahyangan Api ada dari Jepang, juga
negara lainnya. Kebanyakan wisman datang karena untuk studi atau
penelitian," kata Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Wisata Disbudpar
Bojonegoro Suyanto, di lokasi Kahyangan Api, Rabu.
Namun, menurut dia, wisdom yang datang dari lokal juga luar daerah
kebanyakan hanya sekedar berekreasi melihat keajaiban alam api abadi
Kahyangan Api.
"Wisdom lokal tidak hanya lokal, tetapi juga dari berbagai daerah di Jawa Timur dan Jawa Tengah," ucapnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan objek wisata Kahyangan Api semakin
menarik pengunjung, setelah adanya berbagai penambahan fasilitas di
lokasi objek wisata, antara lain, gazebo semedi, anjungan pedagang
kuliner juga jalan paving dan fasilitas lainnya.
Pengunjung objek wisata Kahyangan api pada hari-hari biasa selalu
ada, bahkan akan meningkat ketika hari libur Minggu atau Hari Raya Idul
Fitri.
Ia membandingkan pengunjung objek wisata Kahyangan Api lebih banyak
dibandingkan pengunjung kebun belimbing di Ngringinrejo, Kecamatan
Kalitidu, dengan jumlah mencapai 14.592 wisdom selama tiga hari libur
Hari Raya Idul Fitri yang lalu.
"Objek wisata Kahyangan Api tidak hari libur pengunjungnya selalu
ada hingga ratusan pengunjung," kata Anggota Kelompok Sadar Wisata
(Pokdarwis) Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem, Marjan menambahkan.
Menurut Ajun Bisnis Kesatuan Pemangkutan Hutan (KPH) Bojonegoro
Akhmad Yani, KPH memperoleh pendapatan dari pengunjung objek wisata
Kahyangan Api sejak 1 Januari sampai Juli Rp119,321 juta.
"Besarnya prosentase bagi hasil perolehan pendapatan Kahyangan Api
60 persen pemkab sedangkan Perhutani 40 persen," kata dia menjelaskan.
Sesuai data, objek wisata Kahyangan Api di kawasan setempat yang
masuk situs cagar alam geologi seluas 3,4 hektare, selain terdapat api
juga puluhan pohon jati berukuran besar.
Ia optimistis pengunjung Kahyangan Api baik dari wisdom maupun
wisman akan meningkat dengan adanya penetapan objek wisata sebagai cagar
alam geologi dan "geopark petroleum".
"Kalau Menteri ESDM sudah menetapkan Kahyangan Api masuk cagar alam
geologi dan "geopark petroleum" jelas pengunjungnya akan semakin
meningkat," kata dia menegaskan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
menyatakan pengunjung objek wisata Kahyangan Api di Desa Sendangharjo,
Kecamatan Ngasem, tidak hanya wisatawan domestik (wisdom), tetapi juga
wisatawan mancanegara (wisman).
"Wisman yang berkunjung ke Kahyangan Api ada dari Jepang, juga
negara lainnya. Kebanyakan wisman datang karena untuk studi atau
penelitian," kata Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Wisata Disbudpar
Bojonegoro Suyanto, di lokasi Kahyangan Api, Rabu.
Namun, menurut dia, wisdom yang datang dari lokal juga luar daerah
kebanyakan hanya sekedar berekreasi melihat keajaiban alam api abadi
Kahyangan Api.
"Wisdom lokal tidak hanya lokal, tetapi juga dari berbagai daerah di Jawa Timur dan Jawa Tengah," ucapnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan objek wisata Kahyangan Api semakin
menarik pengunjung, setelah adanya berbagai penambahan fasilitas di
lokasi objek wisata, antara lain, gazebo semedi, anjungan pedagang
kuliner juga jalan paving dan fasilitas lainnya.
Pengunjung objek wisata Kahyangan api pada hari-hari biasa selalu
ada, bahkan akan meningkat ketika hari libur Minggu atau Hari Raya Idul
Fitri.
Ia membandingkan pengunjung objek wisata Kahyangan Api lebih banyak
dibandingkan pengunjung kebun belimbing di Ngringinrejo, Kecamatan
Kalitidu, dengan jumlah mencapai 14.592 wisdom selama tiga hari libur
Hari Raya Idul Fitri yang lalu.
"Objek wisata Kahyangan Api tidak hari libur pengunjungnya selalu
ada hingga ratusan pengunjung," kata Anggota Kelompok Sadar Wisata
(Pokdarwis) Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem, Marjan menambahkan.
Menurut Ajun Bisnis Kesatuan Pemangkutan Hutan (KPH) Bojonegoro
Akhmad Yani, KPH memperoleh pendapatan dari pengunjung objek wisata
Kahyangan Api sejak 1 Januari sampai Juli Rp119,321 juta.
"Besarnya prosentase bagi hasil perolehan pendapatan Kahyangan Api
60 persen pemkab sedangkan Perhutani 40 persen," kata dia menjelaskan.
Sesuai data, objek wisata Kahyangan Api di kawasan setempat yang
masuk situs cagar alam geologi seluas 3,4 hektare, selain terdapat api
juga puluhan pohon jati berukuran besar.
Ia optimistis pengunjung Kahyangan Api baik dari wisdom maupun
wisman akan meningkat dengan adanya penetapan objek wisata sebagai cagar
alam geologi dan "geopark petroleum".
"Kalau Menteri ESDM sudah menetapkan Kahyangan Api masuk cagar alam
geologi dan "geopark petroleum" jelas pengunjungnya akan semakin
meningkat," kata dia menegaskan. (*)
Video oleh: Slamet Agus Sudarmojo
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017