Surabaya (Antara Jatim) – Mahasiswa Universitas Kristen Petra (UKP) Surabaya Raymond Gunawan membantu mengangkat Usaha Kecil Menengah yang ada kampung Semanggi di Surabaya dengan mendesain kemasan semanggi instan guna menambah harga jual produk itu.

"Saya kepikiran semanggi karena dekat dengan rumah saya di Lidah Wetan. Baru tahu juga ada semanggi instan, sayangnya kemasannya kurang bagus, jadi kalau mau dikirim jarak jauh bisa rusak karena hanya kemasan plastik," kata mahasiswa Program Studi Desain Komunikasi Visual (DKV) itu di kampus setempat, Kamis.

Mahasiswa yang mendapat IPK 3,95 itu membuat kemasan berbahan karton sebagai kemasan luar. Sementara semanggi, bumbu kering dan kerupuknya dikemas satuan dengan kaleng plastik mika.

Kemasan ia buat menjadi dua ukuran, yaitu ukuran satuan dengan menjual semangi kering, bumbu semanggi, dan kerupuk mentah secara terpisah. Masing-masing dikemas dengan berat yang berbeda, untuk semanggi 20 gram, bumbu 250 gram dan kerupuk 150 gram.

"Awalnya semua dijual Rp20 ribu dengan kemasan plastik, setelah dikemas baru ini beratnya bisa berstandar dan harganya bisa antara Rp25 ribu sampai Rp30 ribu," ujarnya.

Selain itu juga ada kemasan box besar, kemasan ini untuk paket konsumsi dua atau tiga orang. Berisi 35 gram semanggi, sambal 150 gram, dan kerupuk 75 gram. Sebelumnya dijual seharga Rp50 ribu dengan kemasan plastik. Namun, jika dikemas dengan box bisa menjadi Rp60 ribu.

Raymond mengatakan kemasan ini mengedepankan konsep sustainabilitas yaitu kemasan yang telah habis dikonsumsi dapat diubah menjadi bingkai foto dengan mengikuti instruksi yang ada.

"Jadi kemasannya ada yang satuan, kalau sudah habis, boxnya bisa dipakai tempat menyimpan barang kecil atu kotak pensil kalau yang box besar untuk paket lengkap bisa dibuat untuk pigura," tutur dia.

Namun, lanjut Raymond untuk mengadaptasi kemasan ini, produsen harus memproduksi box kemasan dalam skala 1.000 buah. Sehingga harga produksi satu boxnya bisa semakin murah. Jika tidak, maka akan sama dengan pembuatan prototype yang mencapai Rp100 ribu per boxnya.

"Kembali ke produsen mau pakai desain ini dengan modal yang besar di awal atau tidak. Kalau tidak bisa memakai siker saja, sebab stiker yang saya desain sudah memuat brand kampung semanggi dan informasi produk. Mulai dari komposisi sampai petunjuk memasaknya," kata Raymond.

Selain itu, desain stikernya juga cukup modern dengan dasar warna putih tulang dipadu logo daun semanggi dan tulisan Kampung Semanggi sejak 2011. Petunjuk memasak daun semanggi kering, bumbu dan penggorengan kerupuk juga tercantum dalam stikernya.(*)

Pewarta: willy irawan

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017