Sampang (Antara Jatim) - Sedikit 14  kepala desa perwakilan dari 14 kecamatan di Kabupaten Sampang, Jawa Timur, Senin, mendatangi kantor pemkab setempat, mendesak agar Sekretaris Daerah (Sekda) pemkan setempat Puthut Budi Santoso mengundurkan diri dari jabatannya.

Para kepala desa ini menuntut Sekda Puthut mengundurkan diri, karena saat ini yang bersangkutan sedang sibuk mengurus kepentingan pribadinya sebagai bakal calon kepala daerah di Kabupaten Magetan.

"Tuntutan kami agar Sekda Pemkab Sampang ini segera mengundurkan diri, karena selama ini ia sering tidak masuk kantor," kata juru bicara Kades Moh Syaiful.

Ia menjelaskan, akibat sekda sering tidak masuk kantor tersebut, serapan dana alokasi khusus (DAK) Pemkab Sampang ini rendah.

Padahal, sambung dia, serapan anggaran akan berpengaruh pada kuota alokasi DAK di masa-masa yang akan datang.

"Apalagi Pak Puthut sudah dikabarkan pindah KTP jadi warga Magetan, selain itu, kami juga akan satu suara dengan kades lainnya dan menghadap ke Ketua Asosialis Kepala Desa (AKD) Sampang," tegasnya.

Perwakilan Kepala Desa dari 180 desa di 14 kecamatan ini, berencana hendak bertemu langsung dengan Sekda Puthut Budi Santoso guna menyampaikan aspirasi mereka. Namun, mereka tidak bisa bertemua, karena yang bersangkutan sedang tugas dinas ke luar kota.

Desakan agar Sekda Pemkab Sampang Puthut Budi Santoso mundur dari jabatannya ini, bukan yang pertama kali tersebut.

Sebelumnya, sekelompok aktivis dari pegiat lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan mahasiswa Sampang, juga berunjuk rasa mendesak agar Puthut mengundurkan diri.

Kala itu, Sekda Puthut menyatakan, pihaknya selalu siap mengundurkan diri, apabila memang tidak dibutuhkan.

Hanya saja, sambung dia, pengangkatan dan pemberhentian jabatan Sekda bukan dari dirinya sendiri, akan tetapi dari Gubernur Jawa Timur.

"Selama tidak ada SK Pemberhentian, jelas saya tidak bisa serta merta berhenti begitu saja, kendatipun telah mengajukan surat pengunduran diri," ujar Puthut, kala itu. (*)

Pewarta: Abd. Azis

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017