Situbondo (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, menyosialisasikan implementasi Perda Pemberian Air Susu Ibu Ekslusif dan memberikan bimbingan teknis motivator konselor ASI.
"Kami mengundang para pihak yang terlibat langsung dalam memberikan penguatan ASI eksklusif mulai dari petugas kesehatan di puskesmas, bidan desa dan pihak desa serta yang pihak terkait lainnya," ucap Kadis Kesehatan Pemkab Situbondo Abu Bakar Abu di sela acara Pekan ASI se-Dunia 2017 di Aula Pemkab Situbondo, Senin.
Dikatakan, untuk menyukseskan penguatan ASI eksklusif, pemerintah daerah telah menerbitkan Perda tentang ASI. Selain perda juga ada pemberdayaan yang melibatkan puskesmas dan bidan desa serta pemerintah desa dalam hal pembiayaan.
Dalam rangka memperingati Pekan ASI tahun ini, katanya, pemerintah daerah melalui dinas kesehatan memberikan penguatan ASI eksklusif dengan melibatkan para kader pendukung ASI yang ada di setiap puskesmas dan desa.
"Pemberian air susu ibu eksklusif kepada bayi baru lahir hingga usia 6 bulan sangat berpengaruh pada peningkatan kualitas kesehatan ibu dan bayi. Tetapi masih banyak para ibu menyusui yang mengabaikan pemberian ASI eksklusif," ucapnya.
Menurut Abu Bakar, Perda Pemberian ASI Ekslusif di Kabupaten Situbondo telah diterbitkan pada Mei 2017 dan untuk pemberdayaan ditingkat desa dibantu oleh desa siaga dan kelompok pendukung ASI, sedangkan untuk pembiayaan dibantu oleh pemerintah desa menggunakan dana desa (DD).
Ibu menyusui di Situbondo, lanjut dia, tercatat hanya 50 persen yang memberikan ASI eksklusif kepada bayinya dan selebihnya memberikan susu formula.
"Pemberian ASI ekslusif masih rendah dan perlu terus digalakkan agar masyarakat memahami pentingnya pemberian ASI. Dan rendahnya pemberian ASI ini selain disebabkan rendahnya SDM juga gencarnya iklan susu formula. Sedangkan iklan ASI nyaris tidak ada," paparnya.
Ia menambahkan, ASI berdampak baik bagi ibu dan anak dan menumbuhkan ikatan yang kuat antara ibu dan anak serta juga mengurangi resiko kanker rahim dan resiko penyakit jantung.
Sedangkan pada bayi akan mengurangi resiko terkena diare, muntah dan juga mengurangi gizi buruk. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
"Kami mengundang para pihak yang terlibat langsung dalam memberikan penguatan ASI eksklusif mulai dari petugas kesehatan di puskesmas, bidan desa dan pihak desa serta yang pihak terkait lainnya," ucap Kadis Kesehatan Pemkab Situbondo Abu Bakar Abu di sela acara Pekan ASI se-Dunia 2017 di Aula Pemkab Situbondo, Senin.
Dikatakan, untuk menyukseskan penguatan ASI eksklusif, pemerintah daerah telah menerbitkan Perda tentang ASI. Selain perda juga ada pemberdayaan yang melibatkan puskesmas dan bidan desa serta pemerintah desa dalam hal pembiayaan.
Dalam rangka memperingati Pekan ASI tahun ini, katanya, pemerintah daerah melalui dinas kesehatan memberikan penguatan ASI eksklusif dengan melibatkan para kader pendukung ASI yang ada di setiap puskesmas dan desa.
"Pemberian air susu ibu eksklusif kepada bayi baru lahir hingga usia 6 bulan sangat berpengaruh pada peningkatan kualitas kesehatan ibu dan bayi. Tetapi masih banyak para ibu menyusui yang mengabaikan pemberian ASI eksklusif," ucapnya.
Menurut Abu Bakar, Perda Pemberian ASI Ekslusif di Kabupaten Situbondo telah diterbitkan pada Mei 2017 dan untuk pemberdayaan ditingkat desa dibantu oleh desa siaga dan kelompok pendukung ASI, sedangkan untuk pembiayaan dibantu oleh pemerintah desa menggunakan dana desa (DD).
Ibu menyusui di Situbondo, lanjut dia, tercatat hanya 50 persen yang memberikan ASI eksklusif kepada bayinya dan selebihnya memberikan susu formula.
"Pemberian ASI ekslusif masih rendah dan perlu terus digalakkan agar masyarakat memahami pentingnya pemberian ASI. Dan rendahnya pemberian ASI ini selain disebabkan rendahnya SDM juga gencarnya iklan susu formula. Sedangkan iklan ASI nyaris tidak ada," paparnya.
Ia menambahkan, ASI berdampak baik bagi ibu dan anak dan menumbuhkan ikatan yang kuat antara ibu dan anak serta juga mengurangi resiko kanker rahim dan resiko penyakit jantung.
Sedangkan pada bayi akan mengurangi resiko terkena diare, muntah dan juga mengurangi gizi buruk. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017