Bondowoso (Antara Jatim) - Pendistribusian beras sejahtera (Rastra) di Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, sampai dengan Agustus 2017 mencapai 90 persen atau lebih dari 9.200 ton lebih Rastra sudah disalurkan kepada keluarga penerima manfaat (KPM).
"Memang ada kendala-kendala dalam penyaluran beras sejahtera karena masih ada sejumlah desa yang belum menebus atau membayar terlebih dahulu ke Bulog karena kseulitan mengumpulkan dana di masyarakat (penerima)," ujar Kepala Sub-Divisi Regional Badan Urusan Logistik (Sub-Divre Bulog) Bondowoso, Adhekan di Bondowoso, Jumat.
Selain terkendala keterlambatan desa menebus Rastra, lanjut dia, juga terdapat kendala pengembalian atau penukaran beras sejahtera dari desa yang dinilai kurang layak dan langsung diganti oleh Bulog.
Beras sejahtera yang didistribusikan tahun ini, katanya, juga dikeluhkan terkait kualitas yang dikarenakan masa lama simpan yang terlalu lama, yakni selama satu tahun.
"Kendati demikian kami (Bulog) berkomitmen akan terus menjaga kualitas beras sejahtera. Dan selama ini Rastra yang dikembalikan langsung diganti oleh Bulog," ucapnya.
Data diperoleh, jumlah penolakan beras sejahtera tercatat di dua desa, yakni Desa Koncer Kidul, Kecamatan Tenggarang pada alokasi (penyaluran) Januari dan Februari 2017 sebanyak 29 sak (15 kg per sak).
Dan di Desa Paguan, Kecamatan Taman Krocok pada penyaluran Juli dan Agustus 2017 sebanyak 282 sak (15 kg per sak). Sedangkan di Desa Ardisaeng, Kecamatan Pakem yang terus menuntut mendapatkan beras sejahtera yang terbaik.
Di Kabupaten Bondowoso, jumlah keluarga penerima manfaat beras sejahtera pada 2017 tercatat sebanyak 91.011 orang dan jumlah KPM Rastra tahun ini turun bila dibandingkan tahun sebelumnya (2016) yakni sebanyak 101.000 penerima. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
"Memang ada kendala-kendala dalam penyaluran beras sejahtera karena masih ada sejumlah desa yang belum menebus atau membayar terlebih dahulu ke Bulog karena kseulitan mengumpulkan dana di masyarakat (penerima)," ujar Kepala Sub-Divisi Regional Badan Urusan Logistik (Sub-Divre Bulog) Bondowoso, Adhekan di Bondowoso, Jumat.
Selain terkendala keterlambatan desa menebus Rastra, lanjut dia, juga terdapat kendala pengembalian atau penukaran beras sejahtera dari desa yang dinilai kurang layak dan langsung diganti oleh Bulog.
Beras sejahtera yang didistribusikan tahun ini, katanya, juga dikeluhkan terkait kualitas yang dikarenakan masa lama simpan yang terlalu lama, yakni selama satu tahun.
"Kendati demikian kami (Bulog) berkomitmen akan terus menjaga kualitas beras sejahtera. Dan selama ini Rastra yang dikembalikan langsung diganti oleh Bulog," ucapnya.
Data diperoleh, jumlah penolakan beras sejahtera tercatat di dua desa, yakni Desa Koncer Kidul, Kecamatan Tenggarang pada alokasi (penyaluran) Januari dan Februari 2017 sebanyak 29 sak (15 kg per sak).
Dan di Desa Paguan, Kecamatan Taman Krocok pada penyaluran Juli dan Agustus 2017 sebanyak 282 sak (15 kg per sak). Sedangkan di Desa Ardisaeng, Kecamatan Pakem yang terus menuntut mendapatkan beras sejahtera yang terbaik.
Di Kabupaten Bondowoso, jumlah keluarga penerima manfaat beras sejahtera pada 2017 tercatat sebanyak 91.011 orang dan jumlah KPM Rastra tahun ini turun bila dibandingkan tahun sebelumnya (2016) yakni sebanyak 101.000 penerima. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017