Surabaya (Antara Jatim) – Guru SMA di Surabaya hingga awal Bulan Agustus belum menerima Tunjangan Profesi Guru (TPG) triwulan kedua yang seharusnya cair pada Bulan Juni.
Guru Kimia SMAN 1 Surabaya Ari Suprapto di Surabaya, Kamis mengungkapkan guru di SMA Negeri belum ada yang menerima dana TPG di rekening mereka. Padahal, kata dia, tahun lalu pencairan biasanya dilakukan di akhir bulan tiap triwulan. Sementara untuk triwulan kedua biasanya paling telat dicairkan pada bulan Juli.
"Ya masih menunggu, kalau Surat Keterangan Tunjangan Profesi (SKTP) sudah diterima dari triwulan I," ujar Ari.
Ari mengatakan, karena keterlambatan pencairan ini berlangsung bersamaan, sehingga guru tidak panik ataupun khawatir. Saat ditanya terkait kebutuhan guru yang mendesak yang menunggu TPG, Menurut dia hal itu sudah wajar.
"Ya kalau lagi butuh ya pinjem koperasi. Tiap orang beda kebutuhannya," katanya.
Hal serupa diungkapkan Kepala SMAN 6 Surabaya, Hari Sutanto. Ia juga membenarkan belum adanya pencairan TPG sejak terakhir ia mengecek rekeningnya di bulan Juli.
Sementara itu, pernyataan berbeda diungkap Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jawa Timur Saiful Rachman. Menurut dia, TPG triwulan kedua sudah dicairkan ke rekening masing-masing guru pada bulan Juli minggu ketiga.
"Sudah dicairkan. Tidak ada yang perlu dibingungkan," katanya saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon.
Mantan Kepala Badiklat Jatim ini menambahkan, dana TPG yang dicairkan untuk triwulan kedua ini sekitar Rp286 miliar.
"TPG adalah hak guru dan bukan hak dinas, sangat tidak bagus bila ditunda-tunda. Bahkan, saya berusaha secepatnya dibayarkan dengan mengerahkan staf agar tuntas," ujarnya.
Di sisi lain, Dindik Jatim juga berusaha merampungkan pencairan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) triwulan ketiga. Jumlah yang dicarikan sekitar 20 persen dari total dana BOS yang diterima Jatim. "Jatim terima Rp5,3 triliun. Kalau 20 persennya yang sekitar Rp1 triliun lebih," katanya.
Saiful mengungkapkan, pencairan dana BOS pada triwulan pertama sebanyak 20 persen. Kemudian triwulan kedua 40 persen, triwulan ketiga dan keempat sebesar 20 persen. "Untuk triwulan ketiga sedang kami proses pencairannya," ucapnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
Guru Kimia SMAN 1 Surabaya Ari Suprapto di Surabaya, Kamis mengungkapkan guru di SMA Negeri belum ada yang menerima dana TPG di rekening mereka. Padahal, kata dia, tahun lalu pencairan biasanya dilakukan di akhir bulan tiap triwulan. Sementara untuk triwulan kedua biasanya paling telat dicairkan pada bulan Juli.
"Ya masih menunggu, kalau Surat Keterangan Tunjangan Profesi (SKTP) sudah diterima dari triwulan I," ujar Ari.
Ari mengatakan, karena keterlambatan pencairan ini berlangsung bersamaan, sehingga guru tidak panik ataupun khawatir. Saat ditanya terkait kebutuhan guru yang mendesak yang menunggu TPG, Menurut dia hal itu sudah wajar.
"Ya kalau lagi butuh ya pinjem koperasi. Tiap orang beda kebutuhannya," katanya.
Hal serupa diungkapkan Kepala SMAN 6 Surabaya, Hari Sutanto. Ia juga membenarkan belum adanya pencairan TPG sejak terakhir ia mengecek rekeningnya di bulan Juli.
Sementara itu, pernyataan berbeda diungkap Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jawa Timur Saiful Rachman. Menurut dia, TPG triwulan kedua sudah dicairkan ke rekening masing-masing guru pada bulan Juli minggu ketiga.
"Sudah dicairkan. Tidak ada yang perlu dibingungkan," katanya saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon.
Mantan Kepala Badiklat Jatim ini menambahkan, dana TPG yang dicairkan untuk triwulan kedua ini sekitar Rp286 miliar.
"TPG adalah hak guru dan bukan hak dinas, sangat tidak bagus bila ditunda-tunda. Bahkan, saya berusaha secepatnya dibayarkan dengan mengerahkan staf agar tuntas," ujarnya.
Di sisi lain, Dindik Jatim juga berusaha merampungkan pencairan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) triwulan ketiga. Jumlah yang dicarikan sekitar 20 persen dari total dana BOS yang diterima Jatim. "Jatim terima Rp5,3 triliun. Kalau 20 persennya yang sekitar Rp1 triliun lebih," katanya.
Saiful mengungkapkan, pencairan dana BOS pada triwulan pertama sebanyak 20 persen. Kemudian triwulan kedua 40 persen, triwulan ketiga dan keempat sebesar 20 persen. "Untuk triwulan ketiga sedang kami proses pencairannya," ucapnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017