Sidoarjo (Antara Jatim) - Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Sidoarjo, Jawa Timur, membentuk Barisan Ansor Anti-Narkotika (Bannar) untuk berjihad melawan penggunaan dan peredaran gelap narkotika menyusul terbongkarnya kasus selundupan satu ton yang diduga obat-obatan terlarang.

Ketua PC GP Ansor Sidoarjo Sidoarjo Rizza Alifaizin melalui keterangan tertulis yang diterima di Sidoarjo, Sabtu, mengatakan, kader tersebut akan berjihad untuk melawan peredaran narkotika.

"Pada dasarnya jauh sebelum ada kasus penyelendupan tersebut, PC GP Ansor Sidoarjo menyiapkan `Bannar` dan akan dilantik pada 28 Juli 2017 di Pendopo Sidoarjo," katanya di sela tes urine 40 kader Ansor yang akan dilantik menjadi pengurus Barisan Ansor Anti-Narkotika Sidoarjo.

Ia mengemukakan, dengan berita terbongkarnya kasus selundupan satu ton yang diduga obat-obatan terlarang, pihaknya bertambah yakin bahwa selain radikalisme, terorisme dan organisasi anti-Pancasila, narkoba juga merupakan musuh utama bangsa ini.

"Oleh karena itu, kami menyiapkan beberapa kader terbaik untuk kemudian dilantik menjadi mujahid anti narkoba, yang akan berkoordinasi dan bekerja sama dengan instansi terkait dalam menjalankan tugas seperti BNN dan kepolisian," ujarnya.

Terkait pelaksanaan tes urine 40 calon pengurus Bannar, perwakilan dari BNN Rofi Suharman mengatakan, pihaknya mengapresiasi inisiatif dan gagasan yang dikeluarkan oleh Ketua PC GP Ansor untuk membentuk organ taksis yang secara spesifik membantu kami dalam melakukan P4GN.

"Artinya kami dan aparat tidak mungkin bisa berjalan sendiri dan membutuhkan partisipasi masyarakat, apalagi sebelum dilantik para calon pengurusnya di tes terlebih dahulu dan dinyatakan negatif dari mengkonsumsi obat-obatan terlarang. Artinya mereka memang sungguh-sungguh dan menyiapkan diri untuk mebjadi pejuang dibidang pencegahan serta pemberantasan penyalahgunaan obat-obatan terlarang," katanya.(*)

Pewarta: Indra Setiawan

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017