Sampang (Antara Jatim) - Bupati Sampang Fadhilah Budiono meminta pemerintah pusat agar membantu pengembangan teknologi garam di wilayah itu, sehingga produksi garam rakyat meningkat.

"Pemkab Sampang memang telah berencana mengalokasikan anggaran untuk membantu alat teknologi bagi petani garam, tapi anggaran yang dimiliki Pemkab Sampang terbatas, sehingga perlu bantuan dari pemerintah pusat," ujar Fadhilah di Sampang, Rabu.

Bupati mengemukakan hal ini, menanggapi keluhan petani garam tentang rendahnya hasil produksi garam di wilayah itu.

Sebelumnya, dalam rapat koordinasi nasional oleh Asosiasi Petani Garam Republik Indonesia (APGRI) terungkap bahwa produksi garam di Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur saat ini minim.

Hal ini terjadi, karena cuaca tidak mendukung. Selain itu, pola produksi garam masih tradisional juga menjadi penyebab minimnya produksi.

Menurut Ketua APGRI Jakfar Shodiqin, produksi garam petani, dalam dua tahun terakhir ini, produksi garam menurun.

Tahun 2015, produksi garam di Kabupaten Sampang mencapai 300 ribu ton, tapi pada 2016 hanya 15 ribu ton. 

"Penurunan itu, karena faktor cuaca, karena produksi garam bergantung pada cuaca," ujar Jakfar.

Oleh karenanya, sambung dia, jika pemerintah bisa membantu alat teknologi, seperti geomembran, Jakfar yakin, produksi garam petani di Sampang bisa lebih banyak lagi.

"Di Sampang ini, kan jarang petani menggunakan teknologi geomembran, karena biayanya mahal," kata Jakfar, menerangkan.

Ia menjelaskan, saat ini harga garam di tingkat petani sangat bagus, yakni sudah melebihi harga yang telah dipatok pemerintah, yakni Rp700 per kilogram, bahkan ada yang laku hingga Rp1.000 per kilogram.  (*)

Pewarta: Abd. Azis

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017