Sastrawan Polandia Zlawomir Mrozek, dalam salah satu karyanya berjudul "Polisi" yang ditulis di tahun 1958, membayangkan jika suatu negara telah mencapai puncak kemakmurannya, rakyatnya hidup tenteram. 

Dalam kondisi ini, tingkat kesadaran masyarakatnya sempurna, tak ada lagi tindak kejahatan. Maka institusi kepolisian tidak diperlukan lagi. 

Namanya karya sastra, tentu yang dituliskan Mrozek cuma ada di angan-angan. Bahkan sampai sekarang, pada sebuah negara yang  terbilang telah mencapai kemakmuran pun masih terjadi tindak kejahatan, yang artinya institusi kepolisian masih dibutuhkan hadir di tengah-tengah masyarakat. 

Mrozek menulis karya tersebut saat situasi di negaranya sedang kacau di bawah jajahan Rusia dan polisi yang seharusnya berperan melindungi dan mengayomi masyarakat justru menjadi alat kepanjangan tangan penguasa.

Maka lewat karyanya itu dia menyatir bahwa fungsi polisi di negara mana pun mestinya mengayomi dan melindungi masyarakat, bukan malah menjadi alat kepanjangan tangan penguasa. 

"Polisi bukanlah alat pemerintah," kata Budayawan Emha Ainun Najib memberi kritik satire kepada lembaga Kepolisian Republik Indonesia (Polri) saat diundang Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Surabaya dalam peringatan Nuzulul Quran di Surabaya beberapa waktu lalu.

Senada dengan Mrozek, suami artis Novia Kolopaking yang akrab disapa Cak Nun ini menegaskan bahwa Polri adalah alat negara. Beda dengan alat pemerintah, sebagai alat negara, menurut “Kiai Mbeling” asal Jombang, Jawa Timur ini, polisi bertugas sebagai penjaga rakyat.

Kepala Polrestabes Surabaya Komisaris Besar Polisi Muhammad Iqbal menyadari bahwa kekuatan polisi sebagai penjaga rakyat justru bersumber dari dukungan masyarakat itu sendiri.

Karenanya pada peringatan Hari Bhayangkara ke- 71 pada 1 Juli lalu, Polrestabes Surabaya menggelar "Open House", membuka pintu lebar-lebar bagi masyarakat untuk turut merayakan besama anggota polisi. 

Bahkan, dalam kesempatan itu, mantan Kepala Bidang Hubungan Masyarkat Kepolisian Daerah Metro Jaya ini menyatakan bahwa kantor polisi adalah kantor masyarakat. 

Open House, menurut dia, terbuka setiap hari bagi masyarakat di Kantor Polrestabes Surabaya, tak hanya terbuka khusus untuk memperingati Hari Bhayangkara saja.

"Silahkan datang setiap hari memberi kritik dan saran kepada kami. Masyarakat jangan hanya datang ke kantor polisi jika ada masalah saja," katanya. Karena polisi bisa berdiri kuat tak lain karena dukungan masyarakat dan termotivasi menjalankan tugasnya juga karena masyarakat. Selamat Hari Bhayangkara...(*)
   

Pewarta: Hanif N

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017