Situbondo (Antara Jatim) - Kepala Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten Situbondo Abu Bakar Abdi mengatakan telah memetakan daerah-daerah penderita penyakit gondok di Kota Santri itu guna melakukan edukasi pola hidup masyarakat agar menggunakan garam beryodium.

"Salah satunya daerah terbanyak penderita penyakit gondok itu berada di Kecamatan Sumbermalang yang berada di kawasan pegunungan dan kalau dibuat perbandingan 3 banding 10 dengan kecamatan lainnya," katanya di Situbondo, Jawa Timur, Minggu.

Oleh karena itu, lanjut dia, khusus di kecamatan tersebut menjadi perhatian khusus dari dinas kesehatan dan lewat Puskesmas Sumbermalang sudah ada program Melayani Orang Gangguan Akibat Kekurangan Yodium.

Menurutnya, warga yang tinggal di kawasan pengunungan dengan curah hujan tinggi sangat rentan mengalami gangguan akibat kekurangan yodium, yakni penyakit gondok.

Abu Bakar menjelaskan, tipikal di Kecamatan Sumbermalang yang berada di kawasan pegunungan dengan curah hujan tinggi mengakibatkan yodium pada tanaman tidak melekat pada tanah dan tak heran jika penderita penyakit gondok di Kecamatan Sumbermalang lebih tinggi dibandingkan daerah lain di Situbondo.

"Kenapa perbandingannya 3 banding 10? karena bila di daerah lain ditemukan tiga orang penderita penyakit gondok maka di Kecamatan Sumbermalang bisa ditemukan 10 orang penderita," ucapnya.

Maka dari itu, katanya, saat ini Puskesmas Sumbermalang memiliki program khusus menangani masalah yodium dan petugas kesehatan terus mengedukasi pola hidup masyarakat agar menggunakan garam yodium.

Ia menambahkan, penggunaan garam yodium sangat diperlukan oleh tubuh untuk mencegah terjadinya penyakit gondok. Program yodium ini memang tidak langsung terlihat karena penyakit gondok baru terjadi dan tampak setelah 20 hingga 30 tahun kemudian dan biasanya penyakit gondok menyerang di usia 40 tahun ke atas. (*)

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017