Jember (Antara Jatim) - Kepolisian Resor Jember dan Unit Pelaksana Teknis Dinas Perhubungan Kabupaten Jember memberikan pelayanan kesehatan gratis terhadap awak bus, baik sopir, kenek, maupun kondektur bus yang berada di Terminal Tawangalun, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Sabtu.

"Kami bekerja sama dengan Rumah Sakit Kaliwates memberikan pelayanan kesehatan gratis kepada awak bus, agar kesehatannya tetap terjaga selama dalam perjalanan untuk mengantarkan penumpang mudik ke kampung halamannya," kata Kasatlantas Polres Jember AKP Nopta Histariz Susan di Terminal Tawangalun Jember.

Menurutnya sopir bus yang memerlukan vitamin akan diberikan secara gratis dan meminta mereka untuk berhati-hati di jalan dengan mengutamakan keselamatan para penumpang yang akan pulang ke kampung halamannya.

"Pelayanan kesehatan gratis awak bus dilakukan di sela-sela pemeriksaan tes urine sopir dan kernet bus angkutan dalam provinsi (AKDP) dan angkutan kota antar provinsi (AKAP) di terminal," tuturnya.

Ia mengatakan kegiatan tes urine awak bus untuk memastikan tidak ada sopir atau kru bus yang mengonsumsi narkotika dan obat-obatan terlarang menjelang arus mudik dan balik Lebaran 2017.

"Sejauh ini hasil tes urine seluruh sopir bus yang diperiksa menunjukkan negatif, sehingga tidak ditemukan awak bus yang mengonsumsi narkotika dan obat-obatan terlarang," katanya.

Pemeriksaan tes urine tersebut juga dipantau langsung oleh Kapolres Jember AKBP Kusworo Wibowo di Terminal Tawangalun Jember yang mengimbau pengemudi bus untuk lebih berhati-hati selama masa angkutan Lebaran 2017.

"Kadang-kadang pengemudi mengonsumsi obat-obatan untuk menambah stamina karena padatnya aktivitas selama arus mudik dan balik Lebaran, sehingga hari ini dilakukan pemeriksaan tes urine secara mendadak," tuturnya.

Ia mengimbau kepada para sopir bus untuk tidak memaksakan diri tetap mengemudikan kendaraannya, apabila kondisi badan sudah lelah karena dapat berisiko terjadinya kecelakaan. 

"Kalau kondisi badan capek dan mengantuk, lebih baik istirahat sejenak dan jangan dipaksakan untuk tetap mengemudikan bus karena dapat berakibat fatal yang membahayakan keselamatan para penumpang," katanya.(*)

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017