Bojonegoro (Antara Jatim) - Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker) Bojonegoro, Jawa Timur, Agus Supriyanto menyebutkan pengangguran terbuka pada 2016 dengan jumlah 22.382 tenaga kerja untuk penanganannya dilakukan dengan membuka lapangan kerja bekerja sama dengan berbagai perusahaan.
"Penanganan pengangguran kita lakukan dengan membuka pasar kerja bekerja sama dengan perusahaan lokal juga luar daerah, selain memberikan pelatihan, pembekalan, juga berbagai cara lainnya, seperti proyek padat karya," kata Kepala Disperinaker Bojonegoro Agus Supriyanto, di Bojonegoro, Kamis.
Menurut dia, mengatasi pengangguran di daerahnya itu tidak bisa hanya mengandalkan alokasi anggaran penanganan pengangguran di dalam APBD 2017 yang hanya sebesar Rp850 juta.
Dengan alokasi anggaran itu, lanjut dia, disperinaker tidak akan mampu untuk mengatasi penggangguran dengan menciptakan lapangan kerja, tetapi caranya dengan menggelar bursa pasar kerja dengan melibatkan perusahaan lokal dan luar daerah tiga kali pada 2017.
Hasilnya, lanjut dia, ada sekitar 1.000 tenaga kerja yang bisa dipekerjakan. Selain itu, juga memberikan pelatihan kepada tenaga kerja di bidang pelintingan rokok di Desa Drajat dan Banjararum, Kecamatan Baureno dan Desa Sroyo di Kecamatan Kanor.
Pelatihan tenaga kerja melinting rokok itu, lanjut dia, di masing-masing desa 50 tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan permintaan sebuah pabrik rokok.
Pelatihan lainnya yaitu desain batik Jonegoroan, keramik, juga berbagai pelatihan lainnya yang diikuti puluhan tenaga kerja.
"Alokasi anggaran Rp850 juta itu hanya bisa untuk menangani pengangguran sekitar 3.000 tenaga kerja. Selain melalui pelatihan, pembekalan, juga proyek padat karya yang sifatnya sementara," kata Kepala Bidang Pengembangan dan Penempatan Tenaga Kerja Disperinaker Joko Santoso, menambahkan.
Tetapi, lanjut dia, proyek padat karya pembuatan paving bisa melibatkan banyak tenaga kerja ketika musim kemarau.
Lebih lanjut ia menjelaskan pengangguran di daerahnya itu merupakan tenaga kerja yang baru lulus SLTA, selain dari tenaga kerja di proyek pengembangan lapangan minyak Blok Cepu yang sudah berakhir masa kontraknya.
Dengan demikian tenaga kerja di daerahnya itu sebagian besar masih senang memilih menganggur karena menunggu adanya proses rekrutmen tenaga kerja di proyek pengembangan lapangan gas Jambaran-Tiung Biru (TBR).
Sesuai informasi, menurut dia, proyek pengembangan lapangan gas Jambaran-TBR dengan operator Pertamina EP Cepu, membutuhkan ribuan tenaga kerja.
"Tenaga Kerja yang menganggur banyak yang bertanya terkait pembukaan lapangan kerja di proyek pengembangan lapangan gas," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
"Penanganan pengangguran kita lakukan dengan membuka pasar kerja bekerja sama dengan perusahaan lokal juga luar daerah, selain memberikan pelatihan, pembekalan, juga berbagai cara lainnya, seperti proyek padat karya," kata Kepala Disperinaker Bojonegoro Agus Supriyanto, di Bojonegoro, Kamis.
Menurut dia, mengatasi pengangguran di daerahnya itu tidak bisa hanya mengandalkan alokasi anggaran penanganan pengangguran di dalam APBD 2017 yang hanya sebesar Rp850 juta.
Dengan alokasi anggaran itu, lanjut dia, disperinaker tidak akan mampu untuk mengatasi penggangguran dengan menciptakan lapangan kerja, tetapi caranya dengan menggelar bursa pasar kerja dengan melibatkan perusahaan lokal dan luar daerah tiga kali pada 2017.
Hasilnya, lanjut dia, ada sekitar 1.000 tenaga kerja yang bisa dipekerjakan. Selain itu, juga memberikan pelatihan kepada tenaga kerja di bidang pelintingan rokok di Desa Drajat dan Banjararum, Kecamatan Baureno dan Desa Sroyo di Kecamatan Kanor.
Pelatihan tenaga kerja melinting rokok itu, lanjut dia, di masing-masing desa 50 tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan permintaan sebuah pabrik rokok.
Pelatihan lainnya yaitu desain batik Jonegoroan, keramik, juga berbagai pelatihan lainnya yang diikuti puluhan tenaga kerja.
"Alokasi anggaran Rp850 juta itu hanya bisa untuk menangani pengangguran sekitar 3.000 tenaga kerja. Selain melalui pelatihan, pembekalan, juga proyek padat karya yang sifatnya sementara," kata Kepala Bidang Pengembangan dan Penempatan Tenaga Kerja Disperinaker Joko Santoso, menambahkan.
Tetapi, lanjut dia, proyek padat karya pembuatan paving bisa melibatkan banyak tenaga kerja ketika musim kemarau.
Lebih lanjut ia menjelaskan pengangguran di daerahnya itu merupakan tenaga kerja yang baru lulus SLTA, selain dari tenaga kerja di proyek pengembangan lapangan minyak Blok Cepu yang sudah berakhir masa kontraknya.
Dengan demikian tenaga kerja di daerahnya itu sebagian besar masih senang memilih menganggur karena menunggu adanya proses rekrutmen tenaga kerja di proyek pengembangan lapangan gas Jambaran-Tiung Biru (TBR).
Sesuai informasi, menurut dia, proyek pengembangan lapangan gas Jambaran-TBR dengan operator Pertamina EP Cepu, membutuhkan ribuan tenaga kerja.
"Tenaga Kerja yang menganggur banyak yang bertanya terkait pembukaan lapangan kerja di proyek pengembangan lapangan gas," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017