Bojonegoro (Antara Jatim) - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Bojonegoro, siap menampilkan Tari "Parang Barong" dalam Festival Karya Tari se-Provinsi Jawa Timur, di Surabaya, pada 18 Mei 2017.

"Bojonegoro dalam festival se- Jawa Timur di Surabaya, akan menampilkan tari Parang Barong karya koreografer guru SMPN 5 Regi dengan kawan-kawannya," kata Kasi Budaya dan Kesenian Disbudpar Bojonegoro Yanto Munyuk, Rabu.

Tari Parang Barong, katanya, akan dibawakan sembilan penari perempuan yang sudah menjalani latihan selama 2,5 bulan. Para penari yang terlibat itu merupakan hasil seleksi dari para penari yang ada di sejumlah sanggar tari di daerahnya.

Menurut dia, latihan Tari Parang Barong hanya tinggal penyempurnaan sehingga sudah siap tampil di Surabaya dalam festival karya tari se-Jatim.

"Sesuai ketentuan festival karya tari dengan penyelenggara Dinas Pariwisata Provinsi Jawa Timur itu waktunya tujuh menit," katanya.

Lebih lanjut ia menjelaskan Tari Parang Barong mengadopsi kisah sejarah Ki Andong Sari di Kelurahan Ledokkulon, Kecamatan Kota.

Di dalam kisah Ki Andong Sari dan Nyi Sari (Istrinya), sebagai keturunan keraton, menetap di Kelurahan Ledokkulon, Kecamatan Kota, karena sedang menyamar.

Kepada istrinya Ki Andong Sari berpesan jangan mengenakan jarit dengan motif Parang Barong, tetapi kemudian larangan itu dilanggar Nyi Sari yang nekad mengenakan jarit motif itu.

"Nyi Sari sengaja melanggar larangan itu karena ingin tahu penyebab tidak diperbolehkan mengenakan kain motif Parang Barong," jelas dia.

Melihat istrinya Nyi Andong Sari mengenakan pakaian jarit Parang Barong, kata dia, suaminya Ki Andong Sari marah dan melarang kelak kalau meninggal dunia mereka berdua makamnya jangan dijadikan satu.

Oleh karena itu, lanjut dia, di pemakaman umum Kelurahan Ledokkulon, makam Ki Andong Sari berada di cungkup, sedangkan Nyi. Andong Sari berada di luarnya dengan jarak sekitar 4 meter.

"Unsur edukasinya bahwa setiap larangan kalau dilanggar ada sanksinya," ujarnya.

Ia mengharapkan Tari Parang Barong di dalam festival karya tari nantinya bisa tampil lebih bagus dibandingkan karya tari peserta lainnya, bahkan bisa keluar sebagai juara.

"Bojonegoro pernah keluar sebagai juara dalam Festival Karya Tari se-Jatim pada 2015 ketika menampilkan karya tari Kahyangan Api, bahkan karya tari itu mampu menjuarai dalam festival tingkat nasional," paparnya. (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017