Bojonegoro (Antara Jatim) - Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merenggut lima warga Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, dari 91 penderita sejak 1 Januari lalu, kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro Sunhadi.

Menurut dia, , di Bojonegoro, Selasa, penderita DBD di daerahnya yang meninggal dunia karena dipengaruhi penanganannya kurang fokus.

Ia memberikan gambaran penderita yang diduga DBD tidak langsung dirujuk ke rumah sakit (RS), tetapi dibawa ke bidan.

Karena tidak segera sembuh, lanjut dia, baru dibawa ke dokter, sehingga tidak bisa dengan cepat tertanggani.

"Kami belum bisa memperkirakan penderita DBD menurun, meskipun akan masuk kemarau, sebab kondisi sekarang masih turun hujan," ucapnya menambahkan.

Menurut dia, faktor hujan biasanya memicu meningkatnya jumlah penderita DBD, karena perkembangbiakan nyamuk "aedes aegypti" menjadi lebih cepat.

"Meskipun ada penurunan jumlah penderita masyarakat tetap harus waspada, sebab masih turun hujan," katanya menegaskan.

Dalam waktu yang sama, lanjut dia, kumlah penderita DBD sekarang ini jauh lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah penderita DBD tahun lalu dalam waktu tiga bulan Januari-Pebruari dan Maret mencapai 353 penderita,.

Sampai sekarang ini, kata dia, masih ada anggapan yang keliru di masyarakat bahwa penanggulangan DBD dengan cara pengasapan.

Padahal pengasapan hanya membunuh  nyamuk dewasa, tidak jentiknya, selain  pengasapan membutuhkan biaya yang mahal.

"Penanggulangan DBD yang efektif melalui pemutusan rantai siklus nyamuk dewasa maupun jentiknya dengan pemberantasan sarang nyamuk dengan cara  3 M plus (menguras, menutup dan mengubur)," kata Kasi Pengendalian Penyakit Dinkes Wheny Dyahdia, menambahkan.

 Plusnya, lanjut dia,  dengan abatisasi di tempat penampungan air atau dengan kearifan lokal menaruh ikan di bak penampungan air," tambahnya.

Tidak hanya itu, katanya, gerakan pemberantasan sarang nyamuk harus dilakukan secara rutin sebelum musim penularan terjadi sesuai peta daerah endemik.

Sesuai data lima warga yang meninggal dunia akibat DBD, dua warga di antaranya, asal Kelurahan Karangpacar, dan Banjarjo, di Kecamatan Kota dan satu warga asal Kecamatan Kepohbaru.

Sesuai data di dinkes setempat menyebutkan jumlah penderita DBD pada 2016 sebanyak 504 penderita, di antaranya, 18 penderita meninggal dunia. (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017