Surabaya (Antara Jatim) - Lebih dari 60 peserta yang terdiri dari mahasiswa dan masyrakat umum mengikuti lomba hias kipas Korea yang diadakan Program Studi Desain Komunikasi Visual Universitas Kristen (UK) Petra Surabaya bersama King Sejong Institute (KSI) Surabaya, Jumat (21/4).

Pengajar bahasa Korea dari KSI Hong Jongyoun di Surabaya, Selasa mengatakan, lomba tersebut bertujuan untuk mengenalkan budaya asing, terutama budaya Korea, untuk mahasiswa UK Petra dan masyarat umum.

Sebelum lomba dimulai, dirinya terlebih dahulu memberi gambaran latar belakang budaya kesenian Korea. Latar belakang budaya Korea ini perlu dipahami terlebih dahulu agar peserta bisa memberikan hiasan yang mewakili atau sesuai dengan kipas Korea.

"Ciri khas kesenian Korea tersebut harus ada lima warna Korea (obangsaek), empat tanaman khas Korea, dan Ship Jangsaeng atau 10 simbol panjang umur," katanya.

Dia menjelaskan, lima warna Korea adalah: biru yang melambangkan arah timur; putih yang melambangkan barat; merah yang melambangkan selatan; hitam melambangkan utara; dan kuning melambangkan tengah. Orang Korea, lanjut dia, memakai kombinasi kelima warna dasar ini di semua sisi kehidupan, seperti: makanan; pakaian; dan juga bangunan.

Sementara empat tanaman Korea adalah pohon bunga persik yang melambangkan musim semi, bunga anggrek yang melambangkan musim panas, bunga krisan yang melambangkan musim gugur dan pohon bambu yang melambangkan musim dingin.

"Pohon bambu masuk dalam daftar ini sebab di musim dingin, pohon ini tetap berwarna hijau dan rumpun bambu yang tinggi tidak tertutup salju sehingga memberikan warna hijau yang kontras dengan salju yang menutupi segala sesuatu yang lain," ujarnya.

Dia menambahkan, ship jangsaeng adalah motif desain dengan dasar dari sepuluh benda yang menurut kepercayaan Konfusianisme Korea melambangkan panjang umur. Kesepuluh benda ini adalah matahari, gunung, air, awan, bebatuan, pohonan pinus, jamur bullcho, kura-kura, burung bangau, dan rusa.

"Orang Korea selalu memasukkan 10 benda ini dalam berbagai ilustrasi tradisional dan dekorasi. Pemakaian simbol-simbol ini dianggap bisa membantu manusia untuk hidup sehat dan kuat karena adanya hubungan yang harmonis antara manusia dengan lingkungan," tuturnya.

Dengan bekal pengenalan dasar atas budaya Korea tersebut, diharapkan karya hiasan kipas para peserta dapat menunjukkan ciri khas kesenian Korea. Setiap peserta diperbolehkan memakai alat lukis yang disediakan oleh panitia yaitu kuas Korea, tinta, kertas hanji, lem, dan spidol.

Dalam pengerjaan, kebanyakan peserta harus membiasakan diri menggambar di atas lekukan tulang-tulang kipas dan bentuk kipas yang bukan kotak. Dari seluruh peserta, diambil delapan karya terbaik.

Salah seorang pemenang juara harapan Hafid Kamil menggambarkan Menara Namsan yang merupakan salah satu bangunan khas Seoul. Mahasiswa jurusan multimedia di suatu PTS ini mengungkapkan minatnya atas budaya Korea.

"Saya suka budaya Korea. Dengan ikut (lomba) ini saya tahu lebih tentang Korea," ujarnya.(*)

Pewarta: willy irawan

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017