Pamekasan (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur diundang untuk memaparkan program ternak sapi inseminasi buatan satu tahun satu kelahiran (instan saka).
"Kami terpilih diundang oleh Belanda memaparkan program ini, karena program yang dicanangkan Pemkab Pamekasan ini dinilai bagus," kata Bupati Pamekasan Achmad Syafii.
Saat berdialog dengan masyarakat di Desa Kertagena Tengah, Kecamatan Kadur, Pamekasan, Rabu malam, bupati menjelaskan, program instan saka Pemkab Pamekasan terpilih sebagai program inovatif pengembangan ternak sapi, karena memang terbukti sukses dalam pelaksanaannya di lapangan.
"Dan program ini merupakan program pendukung dari pencanangan Pemprov Jatim yang ingin menjadikan Pulau Madura sebagai Pulau Sapi," terang bupati.
Melalui program ini, angka kelahiran sapi di Kabupaten Pamekasan memang terus meningkat.
"Dulu sebelum program insminasi buatan ini dicanangkan, kelahiran sapi per tahun tidak mencapai 1 persen. Tapi kini sudah mencapai 20 persen," kata bupati.
Bupati menjelaskan, saat ini pemerintah pusat telah menetapkan tiga kecamatan, yakni Kecamatan Pakong, Waru dan Kecamatan Batumarmar sebagai pusat pengembangan bibit sapi Madura.
Menurut bupati, saat ini, jumlah populasi sapi di Kabupaten Pamekasan sekitar 150 ribu ekor lebih, tersebar di 178 desa dan 11 kelurahan di 13 kecamatan di Kabupaten Pamekasan.
"Jika dibanding tiga kabupaten lain di Madura, Pamekasan sedikit. Tapi jika program instan saka ini berjalan lancar, kemungkinan bisa lebih banyak dari tiga kabupaten lain dalam waktu yang tidak terlalu lama," terang bupati.
Dalam kesempatan ini Bupati Achmad Syafii juga menjelaskan, salah satu penyebab, rendahnya populasi sapi di Pamekasan, karena banyak anakan sapi yang dijual ke luar Pamekasan, seperti Jawa dan Kalimantan.
Padahal, sesuai ketentuan, anakan sapi Madura tidak boleh dijual ke luar Madura. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017