Bojonegoro (Antara Jatim)- Air Sungai Kedungmaor di Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, yang tersumbat material sudah bisa mengalir setelah dibuatkan sodetan sepanjang 25 meter, Sabtu (1/4) pukul 23.30 WIB.
   
Camat Temayang, Bojonegoro Muklisin Andi Irawan, di Bojonegoro, Minggu, menjelaskan dengan selesainya pembuatan sodetan sepanjang 25 meter selebar 15 meter dengan kedalaman 6-8 meter, maka air Sungai Kedungmaor yang menumpuk bisa mengalir.
   
"Air Sungai Kedungmaor sudah mengalir, tetapi air yang menumpuk di kedung belum seluruhnya terbuang," kata dia.
   
Dengan demikian, kata dia, kawasan yang biasanya dimanfaatkan wisatawan domestik (wisdom) masih tergenang air.
   
Selain itu, juga wisdom tidak bisa menuju lokasi kedung, disebabkan ada tanah retak cukup lebar di baratnya.  
   
"Ada patahan tanah yang cukup lebar di baratnya, sehingga wisdom tidak bisa menuju lokasi kedung," ucapnya menambahkan.
   
Namun, menurut dia, debit air Sungai Kedungmaor, yang sudah terbuang masuk ke Sungai Pacal sudah banyak, bahkan kemungkinan hari ini penumpukan air Sungai Kedungmaor akibat tertutup material sudah normal.
   
"Kalau air tidak bisa cepat terbuang maka berbahaya bisa menimbulkan banjir bandang kalau sewaktu-waktu terjadi hujan deras," ucapnya menegaskan.
   
Menurut dia, kalau pembangunan Waduk Gonseng juga di Kecamatan Temayang, di selatannya Kedungmaor selesai, maka debit air Sungai Kedungmaor akan semakin terkendali.
   
"Air Sungai Kedungmaor merupakan salah satu pemasok air untuk Waduk Gonseng," ucapnya.
   
Pembuatan sodetan untuk mengalirkan air Kedungmaor dikerjakan sejumlah pekerja PT Hutama Karya (HK) yang mengerjakan pembangunan Waduk Gonseng, dengan memanfaatkan tiga alat berat "backhoe".
   
Kepala Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Bojonegoro Yudi Hendro, membenarkan air Sungai Kedungmaor sudah bisa mengalir.
   
"Pekerjaan pembuatan sodetan dilakukan sejak sore sampai malam hari," tambahnya.
   
Administratur Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bojonegoro Daniel Cahyono, menambahkan tersumbatnya aliran air Sungai Kedungmaor disebabkan di baratnya ada patahan sepanjang 1 kilometer masuk tanah kawasan hutan.
   
Patahan tanah itu, lanjut dia, kemudian mendesak ke arah barat sehingga tanah di aliran Sungai Kedungmaor naik setinggi 7 meter sepanjang 250 meter.
   
"Tersumbatnya aliran Sungai Kedungmaor karena tertutup material," katanya.

 Sesuai hasil penelitian Tim Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" (UPNV) Yogyakarta bahwa Kedungmaor, di Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang, masuk potensi "geoheritage petroleum" dan "geopark petroleum".
    
Di kawasan setempat banyak ditemukan fosil binatang purba lau, selain batuan yang ada di permukaan menjadi lokasi mengendapnya minyak mentah. (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017