Madiun (Antara Jatim) - Pihak Kepolisan Resor Madiun Kota, Jawa Timur mengimbau kepada warga di wilayah hukum setempat sgsr tidak meresahkan isu penculikan anak yang saat ini menjadi viral di media sosial hingga menimbulkan ketakutan dan kecurigaan berlebihan.
Kapolres Madiun Kota AKBP Sonny Mahar, Sabtu meminta seluruh warga tidak resah dengan isu penculikan anak itu. Dia juga berharap agar masyarakat lebih bijak menanggapi berita-berita yang beredar di media sosial (medsos).
"Kami menyarankan agar masyarakat tidak mudah percaya dengan isu-isu yang belum jelas kebenarannya," ujar AKBP Sonny kepada wartawan di Madiun.
Meski mengimbau warga untuk tidak resah, ia meminta masyarakat tetap waspada dan memiliki sikap antisipasi sejak dini. Sebab, tidak menutup kemungkinan ramainya isu penculikan merupakan ulah provokasi orang tidak bertanggung jawab untuk memunculkan konflik komunal di masyarakat.
"Isu penculikan anak telah menjadi perhatian khusus institusi Polri. Meski tidak resah, namun tetap harus waspada," kata dia.
Lebih lanjut, guna meminta warga tidak resah, pihaknya sudah menerjunkan personel jajarannya ke sejumlah sekolah dasar (SD) dan TK untuk melakukan sosialisasi dan pengawasan secara langsung. Di antaranya melakukan koordinasi dan memberikan imbuan pada guru dan orang tua.
Ia mengaku, sejauh ini Polres Madiun Kota telah menerima satu laporan terkait isu percobaan penculikan anak yang terjadi di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Klagen Serut, Kecamatan Jiwan, beberapa waktu lalu.
Hanya, saat dilakukan pemeriksaan terhadap korban, percobaan penculikan dengan iming-iming uang Rp500 ribu oleh orang tidak dikenal itu rupanya tidak benar.
"Kami langsung menindaklanjuti dengan memintai keterangan sumber informasi. Tapi, keterangan yang disampaikan itu tidak benar," tambahnya.
Ia meminta agar isu yang beredar di media sosial itu jangan sampau memicu masyarakat untuk bersikap anarkis sendiri terhadap seseorang yang dicurigai sebagai penculik anak, namun tidak disertai bukti yang kuat.
Kepolisian setempat meminta warga untuk waspada, namun tidak ketakutan yang berlebihan hingga malah menjadi anarkis setiap melihat orang tidak dikenal melintas di wilayahnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017