Jombang (Antara Jatim) - Komite ekonomi dan industri nasional (KEIN) mendorong para santri menjadi wirausaha dan berkecimpung di industri kreatif, menyusul sektor ini semakin banyak menyerap tenaga kerja dan menjadi tren perekonomian global. 
     
"Dari tiga subsektor saja (kuliner, fashion dan kriya), industri kreatif telah mampu menyerap 14,9 juta tenaga kerja pada 2015. Angka ini terus meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya," kata Ketua Pokja Industri Kreatif Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Irfan Wahid di Jombang dalam rilisnya, Senin.
     
Pihaknya mengungkapkan, data Badan Pusat Statistik (BPS)  pertumbuhan industri kreatif masih sangat menjanjikan. Di bidang animasi, misalnya, saat ini baru terpenuhi sekitar 100 animator. Padahal, kebutuhannya lebih dari 1.000 animator per tahun. Contoh lain yaitu ekspor kuliner, fashion dan kriya. Bahkan, pada 2015, nilai ekspornya mencapai 19,3 juta dolar. 
     
Irfan juga mengatakan, Presiden pun juga berharap sektor industri kreatif juga semakin maju. Bahkan, Presiden juga berharap pesantren dapat menopang ekonomi secara nasional.
     
"Keinginan Presiden Jokowi agar pesantren dapat menjadi penopang ekonomi nasional begitu tinggi. Saya mencoba mendorong hal itu melalui sektor industri kreatif dan wirausaha santri," katanya. 
     
Ia menyebut, banyak hal bisa dilakukan oleh para santri untuk belajar menjadi wirusaha. Untuk bisa meraih pasar, produk yang dihasilkan harus berberda serta ada keunikan tersendiri. 
     
Pihaknya juga meminta para santri tidak lekas putus asa dalam mengembangkan usaha mereka. Ia meminta mereka selalu membuka wawasan, tekun dan tidak mudah menyerah.
     
Gus Ipang, sapaan akrabnya juga mengkritik kaum muda yang senang mencari jalan pintas dan cenderung malas belajar. Padahal, jika mau belajar, mereka bisa melakukan beragam hal, termasuk mendapatkan kemandirian secara ekonomi. 
     
Padahal, untuk meraih itu mereka bisa memanfaatkan beragam cara. Di era teknologi informasi seperti saat ini, pemanfaatan aplikasi dalam jaringan untuk memasarkan sebuah produk, sangat dibutuhkan.  Dengan sentuhan kreativitas, produk yang sama bisa berbeda nilai jualnya. 
     
"Dengan bantuan aplikasi, produk kuliner, jasa 'laundry', hingga jasa mengajar privat pun dapat lebih menarik pelanggan," saran putra sulung KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah) ini.  
     
KEIN mengadakan pertemuan dengan santri dan mahasiswa di Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang. Acara dialog tersebut berlangsung dengan antusias. Para pelajar banyak yang meminta saran agar mereka lebih mantab menjalani usaha kreatif yang sedang dirancang. (*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017