Surabaya (Antara Jatim) - Salah satu perusahaan BUMN yang bergerak di bidang produksi garam, PT Garam (Persero) berencana memanfaatkan lahan tidur seluas 600 hektare di Pulau Madura untuk mendorong swasembada garam yang ditetapkan pemerintah.
"Tahun ini kami menargetkan produksi garam sama dengan tahun lalu, yakni 400 ribu ton dan berharap dari pemanfaatan lahan tidur di Pulau Madura," kata Direktur Utama PT Garam, Achmad Budiono di Surabaya, Senin.
Ia mengatakan, telah menyiapkan dua langkah startegis dalam mendorong swasembada garam yakni dengan memanfaatkan lahan tidur di Pulau Madura, serta pelebaran dan pendalaman water intake di seluruh kolam (tambak) yang dimiliki PT Garam.
"Kami juga berharap tidak ada anomali cuaca untuk memenuhi realisasi target produksi tersebut, sebab di tahun 2016 realisasi produksi garam cukup jeblok, dan hanya mencapai 144 ribu ton," katanya.
Budiono mengatakan, untuk program pelebaran dan pendalaman water intake diharapkan air laut yang masuk ke tambak bisa lebih besar.
Sementara itu Direktur Pemasaran PT Garam Ali Mahdi mengatakan telah melakukan percobaan produksi di Bipolo, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), yakni dari 400 hektare lahan yang dimiliki, baru 15 hektare yang sudah diujicobakan dan hasilnya bisa memproduksi sekitar 500 ton garam.
"Uji coba produksi di NTT dilakukan karena kualitas garam di Bipolo jauh lebih baik jika dibandingkan di Madura. Rata-rata produksi di Bipolo bisa mencapai 100-120 ton per hektare, sedangkan di Madura hanya 60-70 ton per hektare. Demikian juga dengan waktu yang dibutuhkan di Bipolo jauh lebih cepat jika dibandingkan dengan Madura," katanya.
Oleh karena itu, Ali berharap PT Garam mampu mencapai target dengan produksi 400 ribu ton garam, ditambah serapan dari petani sebesar 300 ribu ton, dengan produksi dari petani rata-rata mencapai 2,8 hingga 3 juta ton per tahunnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
"Tahun ini kami menargetkan produksi garam sama dengan tahun lalu, yakni 400 ribu ton dan berharap dari pemanfaatan lahan tidur di Pulau Madura," kata Direktur Utama PT Garam, Achmad Budiono di Surabaya, Senin.
Ia mengatakan, telah menyiapkan dua langkah startegis dalam mendorong swasembada garam yakni dengan memanfaatkan lahan tidur di Pulau Madura, serta pelebaran dan pendalaman water intake di seluruh kolam (tambak) yang dimiliki PT Garam.
"Kami juga berharap tidak ada anomali cuaca untuk memenuhi realisasi target produksi tersebut, sebab di tahun 2016 realisasi produksi garam cukup jeblok, dan hanya mencapai 144 ribu ton," katanya.
Budiono mengatakan, untuk program pelebaran dan pendalaman water intake diharapkan air laut yang masuk ke tambak bisa lebih besar.
Sementara itu Direktur Pemasaran PT Garam Ali Mahdi mengatakan telah melakukan percobaan produksi di Bipolo, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), yakni dari 400 hektare lahan yang dimiliki, baru 15 hektare yang sudah diujicobakan dan hasilnya bisa memproduksi sekitar 500 ton garam.
"Uji coba produksi di NTT dilakukan karena kualitas garam di Bipolo jauh lebih baik jika dibandingkan di Madura. Rata-rata produksi di Bipolo bisa mencapai 100-120 ton per hektare, sedangkan di Madura hanya 60-70 ton per hektare. Demikian juga dengan waktu yang dibutuhkan di Bipolo jauh lebih cepat jika dibandingkan dengan Madura," katanya.
Oleh karena itu, Ali berharap PT Garam mampu mencapai target dengan produksi 400 ribu ton garam, ditambah serapan dari petani sebesar 300 ribu ton, dengan produksi dari petani rata-rata mencapai 2,8 hingga 3 juta ton per tahunnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017