Bojonegoro (Antara Jatim) - Pemerintahan Desa Rendeng, Kecamatan Malo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, mengembangkan wisata edukasi gerabah yang diperkirakan akan menelan biaya Rp12 miliar di atas tanah seluas 1 hektare di tepian Bengawan Solo.
    
Kepala Desa Rendeng, Kecamatan Malo, Bojonegoro Muslich, Kamis, menjelaskan bahwa lokasi wisata edukasi yang akan dikembangkan di atas tanah seluas 1 hektare itu merupakan tanah kas desa (TKD) di tepian Bengawan Solo.
    
Saat ini, lanjut dia, di lokasi setempat sudah dibangun pelengsengan atau tebing sepanjang 120 meter selebar 20 meter dengan biaya Rp1,18 miliar bantuan BNPB dan dari APBDes Rp275,5 juta, pada 2016.
    
"Pelengsengan atau tebing berfungsi sebagi dermaga sekaligus mengamankan lokasi agar tidak tergerus longsoran tebing Bengawan Solo," katanya menegaskan.
    
Sesuai rencana, menurut dia, di lokasi setempat akan dibangun gedung museum gerabah, gedung edukasi gerabah, dan berbagai fasilitas wisata lainnya.
    
"Kami akan merealisasikan secara bertahap baik melalui dana APBDes juga bantuan lainnya dengan target sudah selesai pada 2019," jelas dia.
    
Meskipun lokasi wisata edukasi gerabah belum terealisasi, menurut dia, wisatawan domestik (wisdom) dan wisatawan manca negara (wisman) yang berkunjung ke desanya untuk wisata edukasi semakin meningkat.
    
"Jumlah pengunjung rata-rata sekitar 500 anak yang berwisata untuk belajar membuat gerabah setiap libur akhir pekan. Itu belum termasuk pengunjung orang tua, termasuk pengunjung dari luar negeri," tuturnya.
    
Sesuai data, katanya, di desanya tercatat sebanyak 270 perajin gerabah, di antaranya, sebanyak 80 perajin sudah membuat gerabah modern, seperti doraemon, patrick, asbak, juga gerabah tokoh film kartun lainnya.
    
"Perajin masih mempertahankan gerabah tradisional seperti celengan karena masih banyak peminatnya," ucapnya.
    
Kepala Bidang Objek Wisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bojonegoro Suyanto menyatakan pemkab sangat mendukung pengembangan wisata desa edukasi gerabah di Rendeng, karena mendukung pengembangan ekonomi masyarakat.
    
"Pemkab mulai mencanangkan tahun sadar wisata sejak 2016 lalu dan terus berupaya mendorong wisata desa juga yang dikelola swasta semakin berkembang dan dikunjungi wisdom dan wisman," paparnya.
    
Hal senada disampaikan Ketua Masyarakat Pariwisata Indonesia Wahyu Setiawan, yang menyatakan Desa rendeng, Kecamatan Malo, sangat berpeluang menjadi objek wisata edukasi dengan skala Nasional.
    
Hanya saja, menurut dia, pemkab juga harus segera menyosialisasikan wisata edukasi kewiarausahaan secara dini kepada anak-anak melalui lembagai pendidikan yang ada.
    
"Sosialisasi juga bisa dilakukan melalui sekolah alam selain sekolah kewirausahaan," ucapnya," ucapnya menegaskan. (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017