Situbondo (Antara Jatim) - Pelaksana Tugas  Kepala  Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Pemerintah Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, Farid Kuntadi mengemukakan telah menyosialisasikan perluasan lahan sawah tanaman cabai kepada petani guna menekan lonjakan harga yang terus melambung.

"Tentunya dengan menyosialisasikan perluasan lahan sawah untuk tanaman cabai kepada para petani ini diharapkan tidak menggangu lahan sawah tanaman permanen palawija, seperti tanaman padi dan jagung serta kedelai," ujarnya di Situbondo, Sabtu.

Menurut dia, sosialisasi perluasan tanaman cabai sebagai langkah untuk menekan lonjakan harga buah pedas itu, para petani juga diminta menggunakan lahan tidak produktif atau lahan sawah tadah hujan yang pada umumnya hanya dapat ditanami padi satu tahun satu kali.

Selain itu, katanya, petani juga dapat memperlua tanaman cabai di areal pertanian yang memiliki saluran irigasi yang bermasalah (lahan sawah kurang produktif).

"Kenapa perluasan tanaman cabai agar tidak menggangu tanaman permanen? karena tiga komoditas tanaman padi, jagung dan kedelai (pajali) adalah merupakan program pemerintah Pusat sebagai upaya khusus pencapaian swasembada pangan yang diimplementasikan ke daerah," ucapnya.

Ia mengatakan kenaikan harga cabai sejak beberapa bulan terakhir dikarenakan suplai cabai lebih sedikit (budi daya tanaman cabai sedikit) dan karenanya perluasan lahan sawah tanaman cabai perlu dilakukan tetapi dengan catatan tidak menggunakan lahan sawah produktif (lahan sawah irigasi).

"Para petani harus berhati-hati menanam tanaman cabai di lahan produktif, karena jika seluruh nusantara dilakukan sosialisasi perluasan jika sudah waktunya suplai cabai lebih banyak harganya tentu akan turun," tuturnya.

Dari pantauan, harga cabai merak kecil di pasaran saat ini kisarannya antara Rp90 ribu hingga Rp120 ribu per kilogram, sedangka ditingkat petani dijual kepada pengepul antara Rp75 ribu hingga Rp85 ribu per kilogram. (*)

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017