Bojonegoro (Antara Jatim)- PT Asuransi Jasa Indonesia/Jasindo (Persero) mengharapkan semua petani di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, ikut asuransi usaha tanam padi (AUTP) untuk mengamankan tanaman padinya dari bencana banjir juga kekeringan.
"Kalau harapan kami semua petani di Bojonegoro ikut AUTP setiap menanam padi, untuk mengamankan tanaman padinya dari bencana," kata Kepala Cabang Jasindo Surabaya Setiadi Irmansyah di Bojonegoro, Jumat.
Ia membandingkan luas tanaman padi yang ikut AUTP tahun lalu hanya seluas 2.741,97 hektare yang tersebar di sejumlah kecamatan, padahal potensi sawah baku di daerah setempat mencapai 70.000 hektare.
"Kami akan terus mendorong petani di Bojonegoro mengikuti AUTP setiap menanam tanaman padi agar tidak merugi kalau terjadi musibah banjir atau mengalami kekeringan," ucapnya menegaskan.
Kepala Dinas Pertanian Bojonegoro Akhmad Djupari, menjelaskan program AUTP pada 2016 diikuti 4.588 petani dengan luas sawah 2.741,97 hektare yang tersebar di Kecamatan Balen, Padangan, Kapas, Kanor dan Kota.
Selain itu, lanjut dia, juga di Kecamatan Sumberrejo, Trucuk, Sekar, Baureno, dan Temayang.
"Nilai premi yang dibayarkan petani peserta AUTP mencapai Rp98.710.920," jelas dia.
Tapi, menurut dia, Jasindo harus membayar klaim asuransi yang diajukan para petani yang tanaman padinya terendam air banjir luapan Bengawan Solo hingga mencapai Rp1.272.520.
"Banjir luapan Bengawan Solo awal Desember 2016 lalu mengakibatkan banyak tanaman padi petani yang mengikuti program AUTP terendam air banjir sehingga rusak, bahkan gagal panen," tuturnya.
Sesuai data petani yang mengajukan klaim asuransi di Kecamatan Baureno seluas 166,05 hektare, tetapi dari hasil verifikasi disetujui 145,26 hektare dengan klaim asuransi Rp871,6 juta.
Petani diKecamatan Kapas, mengajukan klaim asuransi tanaman padi 9,10 hektare, sedangkan yang memperoleh persetujuan 4,95 hektare dengan klaim asurangi Rp29,7 juta.
Selain itu di Kecamatan Kota seluas 61,71 hektare memperoleh persetujuan semua dengan klaim asuransi Rp370,260 juta.
"Tanaman padi yang bisa memperoleh klaim asuransi tingkat kerusakannya minimal 75 persen," tandasnya.
Seseuai ketentuan dalam program AUTP itu besarnya premi Rp35.000 per hektare, sedangkan besarnya klaim asurani apabila gagal panen mencapai Rp6 juta per hektare. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
"Kalau harapan kami semua petani di Bojonegoro ikut AUTP setiap menanam padi, untuk mengamankan tanaman padinya dari bencana," kata Kepala Cabang Jasindo Surabaya Setiadi Irmansyah di Bojonegoro, Jumat.
Ia membandingkan luas tanaman padi yang ikut AUTP tahun lalu hanya seluas 2.741,97 hektare yang tersebar di sejumlah kecamatan, padahal potensi sawah baku di daerah setempat mencapai 70.000 hektare.
"Kami akan terus mendorong petani di Bojonegoro mengikuti AUTP setiap menanam tanaman padi agar tidak merugi kalau terjadi musibah banjir atau mengalami kekeringan," ucapnya menegaskan.
Kepala Dinas Pertanian Bojonegoro Akhmad Djupari, menjelaskan program AUTP pada 2016 diikuti 4.588 petani dengan luas sawah 2.741,97 hektare yang tersebar di Kecamatan Balen, Padangan, Kapas, Kanor dan Kota.
Selain itu, lanjut dia, juga di Kecamatan Sumberrejo, Trucuk, Sekar, Baureno, dan Temayang.
"Nilai premi yang dibayarkan petani peserta AUTP mencapai Rp98.710.920," jelas dia.
Tapi, menurut dia, Jasindo harus membayar klaim asuransi yang diajukan para petani yang tanaman padinya terendam air banjir luapan Bengawan Solo hingga mencapai Rp1.272.520.
"Banjir luapan Bengawan Solo awal Desember 2016 lalu mengakibatkan banyak tanaman padi petani yang mengikuti program AUTP terendam air banjir sehingga rusak, bahkan gagal panen," tuturnya.
Sesuai data petani yang mengajukan klaim asuransi di Kecamatan Baureno seluas 166,05 hektare, tetapi dari hasil verifikasi disetujui 145,26 hektare dengan klaim asuransi Rp871,6 juta.
Petani diKecamatan Kapas, mengajukan klaim asuransi tanaman padi 9,10 hektare, sedangkan yang memperoleh persetujuan 4,95 hektare dengan klaim asurangi Rp29,7 juta.
Selain itu di Kecamatan Kota seluas 61,71 hektare memperoleh persetujuan semua dengan klaim asuransi Rp370,260 juta.
"Tanaman padi yang bisa memperoleh klaim asuransi tingkat kerusakannya minimal 75 persen," tandasnya.
Seseuai ketentuan dalam program AUTP itu besarnya premi Rp35.000 per hektare, sedangkan besarnya klaim asurani apabila gagal panen mencapai Rp6 juta per hektare. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017