Madiun (Antara Jatim) - Kenaikan harga cabai rawit telah memicu inflasi di Kota Madiun, Jawa Timur, pada bulan November 2016 yang mencapai sebesar 0,51 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 122,19.
Sejak dua bulan terakhir, komoditas cabai, baik jenis cabai rawit, merah, dan keriting terus mengalami kenaikan signifikan di sejumlah pasar tradisional yang saat ini berkisar antara Rp45.000 hingga Rp55.000 per kilogram dari harga normal yang mencapai Rp25.000 hingga Rp35.000 per kilogram.
"Inflasi di Kota Madiun terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh adanya perubahan indeks pada beberapa kelompok pengeluaran," ujar Kepala Seksi Statistik dan Distribusi BPS Kota Madiun, Adi Priyanto, dalam rilisnya, Selasa.
Menurut dia, selain cabai rawit sejumlah komoditas yang dominan mempengaruhi terjadinya inflasi pada November 2016 di antaranya, bawang merah, tarif pulsa ponsel, tarif rumah sakit, dan jeruk.
"Sedangkan komoditas yang menekan laju inflasi antara lain, harga semen, telur ayam ras, gula pasir, daging ayam ras, dan kentang," kata dia.
Pihaknya menjelaskan, dari tujuh kelompok pengeluaran yang ada, sebanyak lima kelompok pengeluaran menyumbang inflasi dan dua kelompok lainnya menekan inflasi.
Adapun perubahan kenaikan indeks pada lima kelompok pengeluaran yang dominan mempengaruhi inflasi adalah, kelompok bahan makanan sebesar 1,85 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,34 persen; kelompok sandang sebesar 0,13 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,76 persen; dan kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,50 persen.
Sedangkan kelompok pengeluaran yang menekan iflasi, adalah kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,16 persen serta kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,01 persen.
Lebih lanjut Adi menjelaskan, dari delapan kota penghitung inflasi nasional di Jawa Timur, semuanya mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Sumenep sebesar 0,53 persen dengan IHK 122,36. Sementara, inflasi terendah terjadi di Kabupaten Banyuwangi sebesar 0,25 persen dengan IHK sebesar 121,93.
"Kota Madiun sendiri berada di urutan ketiga dengan laju inflasi 0,51 persen dan IHK sebesar 122,19," tambahnya.
Sementara, secara rinci, kedelapan kota yang mengalami inflasi tersebut adalah Sumenep 0,53 persen IHK 122,36; Kediri 0,53 persen IHK 122,12; Madiun 0,51 persen IHK 122,19, Probolinggo 0,47 persen IHK 122,62. Kemudian Malang 0,45 persen IHK 125,62; Jember 0,31 persen IHK 121,43; Surabaya 0,26 persen IHK 125,07, dan Banyuwangi 0,25 persen IHK 121,93. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016