Blitar (Antara Jatim) - Puluhan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Blitar, Jawa Timur, mengikuti tes urine oleh BNN setempat.
"Yang dites 46, sisanya empat orang itu besok pagi. Kalau tidak, besok pagi ya terus ditunggu hingga ada waktu," kata Kepala BNN Kabupaten Blitar AKBP Hendri Siswanto di Blitar, Senin.
Hendri mengungkapkan jumlah anggota DPRD Kabupaten Blitar ada 50 orang. Untuk saat ini hasil dari pemeriksaan tes urine itu masih nihil, belum ada temuan yang urinenya diduga ada kandungan obat-obatan terlarang.
Pihaknya tetap menegaskan tes urine itu sengaja dilakukan, sebagai upaya mengantisipasi penyalahgunaan narkoba. Saat ini, penyalahgunaan narkoba merambah pada berbagai profesi, baik pejabat publik, aparat penegak hukum, bahkan masyarakat umum.
Bahkan, penyalahgunaan narkoba di Indonesia sudah mencapai 2,8 persen penduduk Indonesia atau sekitar 5,1 juta orang menjadi pencandu narkoba terutama generasi penerus bangsa dinyatakan telah ketergantungan pada berbagai jenis narkoba. Bahkan, setiap hari 30 sampai 50 orang generasi muda kita meninggal akibat narkoba.
Sementara itu, Ketua DPRD Kabupaten Blitar Suwito mengaku mendukung penuh upaya BNN ini untuk mengantisipasi penyalahgunaan narkoba. Salah satu bentuk dukungan yang dilakukan, dengan ikut partisipasi dengan tes urine yang diselenggarakan oleh BNN.
Namun, ia menegaskan jika nantinya ada anggota yang terindikasi urinenya ada kandungan obat-obatan, nantinya akan koordinasi dengan internal dan jika terbukti baru membuat keputusan.
"Dilihat nanti jika ada temuan, ini menunggu hasil pemeriksaan," kata Suwito.
Tes urine itu dilakukan di ruangan anggota dewan. Setiap dewan satu per satu diberi botol yang nantinya digunakan sebagai tempat menampung urine.
Untuk mencegah kecurangan, petugas pun ditempatkan di depan toilet anggota legislatif tersebut. Setiap anggota dewan menyerahkan kembali urine yang telah diletakkan di dalam botol untuk dites.
Namun, rencana tes urine ini ternyata sudah jauh-jauh hari diketahui, dimana surat pemberitahuan untuk tes urine ternyata sudah masuk sejak pekan lalu. (*)
"Yang dites 46, sisanya empat orang itu besok pagi. Kalau tidak, besok pagi ya terus ditunggu hingga ada waktu," kata Kepala BNN Kabupaten Blitar AKBP Hendri Siswanto di Blitar, Senin.
Hendri mengungkapkan jumlah anggota DPRD Kabupaten Blitar ada 50 orang. Untuk saat ini hasil dari pemeriksaan tes urine itu masih nihil, belum ada temuan yang urinenya diduga ada kandungan obat-obatan terlarang.
Pihaknya tetap menegaskan tes urine itu sengaja dilakukan, sebagai upaya mengantisipasi penyalahgunaan narkoba. Saat ini, penyalahgunaan narkoba merambah pada berbagai profesi, baik pejabat publik, aparat penegak hukum, bahkan masyarakat umum.
Bahkan, penyalahgunaan narkoba di Indonesia sudah mencapai 2,8 persen penduduk Indonesia atau sekitar 5,1 juta orang menjadi pencandu narkoba terutama generasi penerus bangsa dinyatakan telah ketergantungan pada berbagai jenis narkoba. Bahkan, setiap hari 30 sampai 50 orang generasi muda kita meninggal akibat narkoba.
Sementara itu, Ketua DPRD Kabupaten Blitar Suwito mengaku mendukung penuh upaya BNN ini untuk mengantisipasi penyalahgunaan narkoba. Salah satu bentuk dukungan yang dilakukan, dengan ikut partisipasi dengan tes urine yang diselenggarakan oleh BNN.
Namun, ia menegaskan jika nantinya ada anggota yang terindikasi urinenya ada kandungan obat-obatan, nantinya akan koordinasi dengan internal dan jika terbukti baru membuat keputusan.
"Dilihat nanti jika ada temuan, ini menunggu hasil pemeriksaan," kata Suwito.
Tes urine itu dilakukan di ruangan anggota dewan. Setiap dewan satu per satu diberi botol yang nantinya digunakan sebagai tempat menampung urine.
Untuk mencegah kecurangan, petugas pun ditempatkan di depan toilet anggota legislatif tersebut. Setiap anggota dewan menyerahkan kembali urine yang telah diletakkan di dalam botol untuk dites.
Namun, rencana tes urine ini ternyata sudah jauh-jauh hari diketahui, dimana surat pemberitahuan untuk tes urine ternyata sudah masuk sejak pekan lalu. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016