"Sunrise" selalu bisa dinikmati di berbagai objek wisata di belahan dunia, tidak hanya di pantai, tapi juga di gunung, seperti di Gunung Bromo, juga gunung lainnya.
Sebagai sebuah keindahan pagi yang hanya berlangsung beberapa menit ternyata "sunrise" juga bisa dinikmati di "Negeri Atas Angin" di Desa Deling, Kecamatan Sekar, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.
"Saya menawarkan paket wisata 'sunrise' di 'Negeri Atas Angin' Rp100 ribu per orang. Peminatnya cukup banyak," ucap seorang pemandu wisata di Bojonegoro Wahyu Setiawan, di Bojonegoro.
Ia mengaku sudah memperoleh order untuk mengantarkan sejumlah wisatawan domestik (wisdom) lokal dari Mahasiswa Akbid Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro, untuk berkunjung menikmati paket wisata "sunrise" di "Negeri Atas Angin" pada 22 Oktober 2016.
"Kalau mengantar wisdom yang berkunjung dari berbagai kota di Jawa Timur dan Jawa Tengah, pada hari-hari biasa sudah sering," tuturnya.
Namun, sebagaimana dijelaskan Wahyu, paket wisata itu ditawarkan kepada wisdom lokal juga luar daerah dengan mempertimbangkan keindahan "sunrise" yang memesona di "Atas Angin".
Keindahan "sunrise" itu bisa terlihat dari Bukit "Cinta" yang lokasinya di atas ketinggian 853 meter dari permukaan air laut.
Di lokasi itu pengunjung bisa bisa menikmati sekaligus mengabadikan matahari terbit yang muncul di antara celah-celah Bukit Lawang yang lokasinya di Desa Pragelan, Kecamatan Bubulan, sambil menikmati segarnya udara dingin di kawasan hutan jati itu.
"Udaranya kalau malam dan pagi hari cukup dingin. Seyogyanya pengunjung mengenakan jaket tebal," ucapnya.
Ia yang juga Ketua Asosiasi Biro Perjalanan Wisata (Abiparo) Bojonegoro itu menjelaskan jalan menuju lokasi "Atas Angin" yang sebelumnya beraspal tetapi amat sangat tidak mulus, sekarang ini sudah dipebaiki menjadi jalan beton oleh pemerintah kabupaten (pemkab).
Jalan yang diperbaiki sepanjang 15 kilometer dari Paldaplang, Kecamatan Bubulan, sampai lokasi objek wisata "Atas Angin" di Desa Deling, Kecamatan Sekar.
Dengan jalan yang mulus itu, lanjut dia, pengunjung hanya butuh waktu 1 jam untuk menempuh perjalanan dari Batu "Semar" di depan kantor pemkab sampai lokasi "Atas Angin".
Rute yang paling nyaman yaitu dari kota ke arah Kecamatan Dander, menuju Kecamatan Bubulan, sebelum akhirnya sampai lokasi.
Di sepanjang perjalanan dari Kecamatan Dander menuju Kecamatan Bubulan itu, juga sampai lokasi pengunjung bisa menikmati keindahan kawasan hutan jati.
"Sebelum jalan diperbaiki jarak tempuh dari kota sampai lokasi bisa 2 jam lebih karena jalannya sempit dan banyak yang berlubang," tuturnya.
Dengan paket Rp100 ribu itu, menurut dia, sudah termasuk kendaraan pulang pergi dari depan Batu "Semar" di depan kantor pemkab sampai lokasi untuk menikmati "sunrise" di Bukit "Cinta Atas Angin".
Bahkan, lanjut dia, dengan paket itu wisdom memperoleh makan dan makanan kecil sekali ditambah permainan ringan bersama tim pemandu termasuk di dalamnya sudah tidak dikenakan lagi karcis masuk yang besarnya Rp4.000 per orang.
"Saya yang mempersiapkan kendaraan bagi wisdom. Kendaraannya Elf yang dilengkapi dengan AC," tuturnya.
Data di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bojonegoro menyebutkan jumlah pengunjung di objek wisata "Atas Angin" sejak Januari sampai Oktober mencapai 102.724 wisatawan domestik.
Jumlah pengunjung itu menduduki posisi kedua dari 13 objek wisata di daerah setempat baik yang dikelola pemkab maupun pemerintah desa (pemdes).
Jumlah pengunjung terbanyak yaitu objek wisata kebun belimbing di Desa Ngringinrejo, Kecamatan Kalitidu, dengan jumlah 109.961 wiswan dan wisdom.
"Kami terus melakukan pembenahan untuk bisa menarik lebih banyak wisdom, bahkan juga kami targetkan bisa menarik wisatawan manca negara (wisman)," jelas Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Deling, Kecamatan Sekar, Didik.
Pembenahan yang dilakukan, lanjut dia, di lokasi kawasan objek wisata "Atas Angin" seluas 12 hektare dilengkapi dengan gapura pintu masuk, tulisan besar Bojonegoro "Negeri Atas Angin", juga permainan "flying fox".
"Kami juga menambah olahraga panjat tebing, juga di sekitar lokasi "Atas Angin"," paparnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016
Sebagai sebuah keindahan pagi yang hanya berlangsung beberapa menit ternyata "sunrise" juga bisa dinikmati di "Negeri Atas Angin" di Desa Deling, Kecamatan Sekar, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.
"Saya menawarkan paket wisata 'sunrise' di 'Negeri Atas Angin' Rp100 ribu per orang. Peminatnya cukup banyak," ucap seorang pemandu wisata di Bojonegoro Wahyu Setiawan, di Bojonegoro.
Ia mengaku sudah memperoleh order untuk mengantarkan sejumlah wisatawan domestik (wisdom) lokal dari Mahasiswa Akbid Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro, untuk berkunjung menikmati paket wisata "sunrise" di "Negeri Atas Angin" pada 22 Oktober 2016.
"Kalau mengantar wisdom yang berkunjung dari berbagai kota di Jawa Timur dan Jawa Tengah, pada hari-hari biasa sudah sering," tuturnya.
Namun, sebagaimana dijelaskan Wahyu, paket wisata itu ditawarkan kepada wisdom lokal juga luar daerah dengan mempertimbangkan keindahan "sunrise" yang memesona di "Atas Angin".
Keindahan "sunrise" itu bisa terlihat dari Bukit "Cinta" yang lokasinya di atas ketinggian 853 meter dari permukaan air laut.
Di lokasi itu pengunjung bisa bisa menikmati sekaligus mengabadikan matahari terbit yang muncul di antara celah-celah Bukit Lawang yang lokasinya di Desa Pragelan, Kecamatan Bubulan, sambil menikmati segarnya udara dingin di kawasan hutan jati itu.
"Udaranya kalau malam dan pagi hari cukup dingin. Seyogyanya pengunjung mengenakan jaket tebal," ucapnya.
Ia yang juga Ketua Asosiasi Biro Perjalanan Wisata (Abiparo) Bojonegoro itu menjelaskan jalan menuju lokasi "Atas Angin" yang sebelumnya beraspal tetapi amat sangat tidak mulus, sekarang ini sudah dipebaiki menjadi jalan beton oleh pemerintah kabupaten (pemkab).
Jalan yang diperbaiki sepanjang 15 kilometer dari Paldaplang, Kecamatan Bubulan, sampai lokasi objek wisata "Atas Angin" di Desa Deling, Kecamatan Sekar.
Dengan jalan yang mulus itu, lanjut dia, pengunjung hanya butuh waktu 1 jam untuk menempuh perjalanan dari Batu "Semar" di depan kantor pemkab sampai lokasi "Atas Angin".
Rute yang paling nyaman yaitu dari kota ke arah Kecamatan Dander, menuju Kecamatan Bubulan, sebelum akhirnya sampai lokasi.
Di sepanjang perjalanan dari Kecamatan Dander menuju Kecamatan Bubulan itu, juga sampai lokasi pengunjung bisa menikmati keindahan kawasan hutan jati.
"Sebelum jalan diperbaiki jarak tempuh dari kota sampai lokasi bisa 2 jam lebih karena jalannya sempit dan banyak yang berlubang," tuturnya.
Dengan paket Rp100 ribu itu, menurut dia, sudah termasuk kendaraan pulang pergi dari depan Batu "Semar" di depan kantor pemkab sampai lokasi untuk menikmati "sunrise" di Bukit "Cinta Atas Angin".
Bahkan, lanjut dia, dengan paket itu wisdom memperoleh makan dan makanan kecil sekali ditambah permainan ringan bersama tim pemandu termasuk di dalamnya sudah tidak dikenakan lagi karcis masuk yang besarnya Rp4.000 per orang.
"Saya yang mempersiapkan kendaraan bagi wisdom. Kendaraannya Elf yang dilengkapi dengan AC," tuturnya.
Data di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bojonegoro menyebutkan jumlah pengunjung di objek wisata "Atas Angin" sejak Januari sampai Oktober mencapai 102.724 wisatawan domestik.
Jumlah pengunjung itu menduduki posisi kedua dari 13 objek wisata di daerah setempat baik yang dikelola pemkab maupun pemerintah desa (pemdes).
Jumlah pengunjung terbanyak yaitu objek wisata kebun belimbing di Desa Ngringinrejo, Kecamatan Kalitidu, dengan jumlah 109.961 wiswan dan wisdom.
"Kami terus melakukan pembenahan untuk bisa menarik lebih banyak wisdom, bahkan juga kami targetkan bisa menarik wisatawan manca negara (wisman)," jelas Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Deling, Kecamatan Sekar, Didik.
Pembenahan yang dilakukan, lanjut dia, di lokasi kawasan objek wisata "Atas Angin" seluas 12 hektare dilengkapi dengan gapura pintu masuk, tulisan besar Bojonegoro "Negeri Atas Angin", juga permainan "flying fox".
"Kami juga menambah olahraga panjat tebing, juga di sekitar lokasi "Atas Angin"," paparnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016