Bojonegoro (Antara Jatim) - Asosiasi Biro Perjalanan Wisata (Abiparo) Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, menyatakan kerajinan topeng barong di Desa Mojodeso, Kecamatan Kapas, bisa dikembangkan tidak hanya untuk kesenian reog, tapi bisa menjadi cinderamata.
"Omzet perajin bisa lebih cepat meningkat kalau kerajinan topeng barong menjadi cinderamata," kata Ketua Abiparo Bojonegoro Wahyu Setiawan, di Bojonegoro, Selasa.
Oleh karena itu, menurut dia, Abiparo akan memasukkan lokasi kerajinan topeng barong di desa setempat menjadi salah satu destinasi wisata di daerahnya.
"Kami akan menawarkan kepada wisatawan domestik (wisdom) dan wisatawan manca negara (wisman) agar bersedia mengunjungi perajin topeng barong kalau ingin memperoleh cinderamata," tuturnya.
Dengan demikian, lanjut dia, wisdom atau wisdom yang mengunjungi objek wisata di kabupaten setempat akan diajak mengunjungi perajin topeng barong itu. Ia mencontohkan satu topeng barong yang bisa menjadi cinderamata yaitu topeng barong kecil dengan harga Rp20.000 per topeng.
Hanya saja, lanjut dia, perlu ada pengembangan jumlah perajin topeng barong di desa setempat agar produksinya bisa lebih banyak.
"Selama ini hanya ada satu topeng barong dengan dibantu tiga tenaga kerja," ucapnya menambahkan.
Perajin topeng barong asal Desa Desa Mojodeso, Kecamatan Kapas, Bojonegoro Sumantri (39), menjebutkan rata-rata dirinya mampu memproduksi sekitar 10 topeng barong berbagai ukuran per harinya.
"Dalam mengerjakan pembuatan topeng barong saya dibantu tiga tenaga kerja," ucapnya menegaskan.
Lebih lanjut ia menjelaskan penjualan topeng barong dengan bahan kayu dadap itu ada yang langsung dipasarkan di tempat keramaian di berbagai kota di Jawa Timur.
Tapi ada juga pembeli yang datang untuk memesan topeng baru untuk dimanfaatkan kesenian reog.
"Saya menjual topeng barong mulai Rp20.000 sampai ada yang mencapai Rp700 ribu per topeng," ucapnya.
Ia menambahkan bahan kayu dadap yang dimanfaatkan untuk berbagai jenis topeng barong tidak sulit diperoleh.
"Bahan kayu dadap tersedia banyak di Bojonegoro," tandasnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016
"Omzet perajin bisa lebih cepat meningkat kalau kerajinan topeng barong menjadi cinderamata," kata Ketua Abiparo Bojonegoro Wahyu Setiawan, di Bojonegoro, Selasa.
Oleh karena itu, menurut dia, Abiparo akan memasukkan lokasi kerajinan topeng barong di desa setempat menjadi salah satu destinasi wisata di daerahnya.
"Kami akan menawarkan kepada wisatawan domestik (wisdom) dan wisatawan manca negara (wisman) agar bersedia mengunjungi perajin topeng barong kalau ingin memperoleh cinderamata," tuturnya.
Dengan demikian, lanjut dia, wisdom atau wisdom yang mengunjungi objek wisata di kabupaten setempat akan diajak mengunjungi perajin topeng barong itu. Ia mencontohkan satu topeng barong yang bisa menjadi cinderamata yaitu topeng barong kecil dengan harga Rp20.000 per topeng.
Hanya saja, lanjut dia, perlu ada pengembangan jumlah perajin topeng barong di desa setempat agar produksinya bisa lebih banyak.
"Selama ini hanya ada satu topeng barong dengan dibantu tiga tenaga kerja," ucapnya menambahkan.
Perajin topeng barong asal Desa Desa Mojodeso, Kecamatan Kapas, Bojonegoro Sumantri (39), menjebutkan rata-rata dirinya mampu memproduksi sekitar 10 topeng barong berbagai ukuran per harinya.
"Dalam mengerjakan pembuatan topeng barong saya dibantu tiga tenaga kerja," ucapnya menegaskan.
Lebih lanjut ia menjelaskan penjualan topeng barong dengan bahan kayu dadap itu ada yang langsung dipasarkan di tempat keramaian di berbagai kota di Jawa Timur.
Tapi ada juga pembeli yang datang untuk memesan topeng baru untuk dimanfaatkan kesenian reog.
"Saya menjual topeng barong mulai Rp20.000 sampai ada yang mencapai Rp700 ribu per topeng," ucapnya.
Ia menambahkan bahan kayu dadap yang dimanfaatkan untuk berbagai jenis topeng barong tidak sulit diperoleh.
"Bahan kayu dadap tersedia banyak di Bojonegoro," tandasnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016