Surabaya (Antara Jatim) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jawa Timur meminta masyarakat mewaspadai potensi kekeringan di wilayah setempat sehingga tidak sampai menimbulkan bencana seperti kebakaran lahan.

"Semua pihak harus terlibat untuk meminimalisasi potensi kekeringan di Jatim," ujar Kepala Pelaksana BPBD Jatim Sudarmawan kepada wartawan di Surabaya, Jumat.

Berdasarkan catatannya, beberapa daerah yang berpotensi dilanda kekeringan antara lain Pasuruan, Lumajang, Situbondo, Bangkalan, Sumenep dan beberapa daerah lain.

Berbagai cara, kata dia, telah dilakukan BPBD kabupaten/kota, salah satunya menyuplai air bersih ke desa-desa yang menjadi titik kekeringan.

"Penanganan ini untuk jangka pendek dan rutin dilakukan. Apalagi sejauh ini belum ada laporan atau pernyataan dari kepala daerah terkait tanggap darurat kekeringan sehingga masih bisa tertangani," ucapnya.

Sebagai catatan, pada 2015, BPBD Jatim mengucurkan anggaran mencapai Rp4 miliar untuk menyuplai air di sejumlah daerah yang dilanda kekeringan, sekaligus bantuan pengadaan sarana prasana.

Hingga Oktober tahun lalu, kekeringan melanda di 26 daerah, yang di 512 desa di 24 daerah termasuk dalam kategori kritis sehingga diperlukan suplai untuk mengantisipasi kekurangan air bersih.

Sementara itu, meski kerap terjadi hujan di beberapa daerah, namun sesuai laporan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), saat ini sejatinya memasuki musim kemarau.

Beberapa faktor yang menyebabkannya, lanjut dia, adalah dampak fenomena La Nina atau turunnya suhu di muka laut Samudera Pasifik sehingga menjadikan turunnya hujan di sebagian wilayah di Jatim.

"Secara umum, fenomena hujan di musim kemarau disebut kemarau basah yang diprediksi terjadi hingga awal 2017. Kendati demikian, mewaspadai kekeringan harus tetap diutamakan," katanya.

Oleh karena itulah pihaknya mengaku tak heran dengan terjadinya bencana banjir dan tanah longsor akibat hujan deras, yang kemudian membuat sungai atau kali meluap. (*)

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016