Kediri (Antara Jatim) - Ketua Kelompok Tani Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri, Jawa Timur,menyatakan petani tebu di daerahnya mulai menjual tebu ke Pabrik Gula (PG) Kebun Tebu Mas (KTM) Lamongan, karena harga pembeliannya lebih tinggi dibandingkan PG lainnya.

 "KTM membeli tebu saya juga tanaman tebu petani lainnya di Kediri pada musim panen tahun ini. Seperti tanaman tebu saya dibeli Rp72 ribu per kuintal, lebih tinggi dibandingkan dengan harga tebu di PG lainnya yang tahun lalu hanya Rp55 ribu per kuintal," kata Ketua Kelompok Tani Kecamatan Gurah, Kediri M. Irawan Nusantara , di Kediri, Senin.

Oleh karena itu, menurut dia, petani tebu di daerahnya yang tertarik menjual tebunya ke KTM tahun ini terus bertambah, meskipun belum seluruhnya karena masih terikat kontrak dengan PG lain.

Petani menjual tebunya ke KTM, lanjut dia, selain harganya bagus, juga bisa langsung tahu data rendemen tebu sekaligus nilai harga jual tebunya.

Selain itu, katanya, petani juga masih memperoleh tambahan ongkos angkutan bergantung jarak lokasi dengan KTM.

"Pembayaran juga cepat hanya tiga hari, tapi di PG lainnya bisa 20 hari lebih. Itupun petani akan kesulitan memperoleh informasi rendeman tebunya," ujarnya.

Ia menambahkan di Kediri hampir semua kecamatan terdapat tanaman tebu, dengan luas lebih dari 20 ribu hektare.

"Tapi yang dikirim ke KTM baru sekitar 20 persennya, karena masih terikat kontrak dengan PG lainnya," katanya, menegaskan.

Ia menyebutkan dirinya memiliki tanaman tebu seluas 30 hektare, yang sudah terpanen pada musim panen tahun sekitar 75 persen.

Produksi tanam tebunya, katanya,  rata-rata mencapai 1.400 kuintal per hektare dengan rendemen rata-rata 7,2 persen.

"Kalau sekarang tanaman tebu di Kediri yang dikirim ke KTM rata-rata bisa mencapai 300 truk per harinya," tambahnya.

Ketua Umum Forum Transparansi Gula Nasional (FTGN) Yogyakarta Supriyanto Sarjowikarto, mendukung langkah petani tebu di Kediri yang menjual tebunya ke KTM dengan pertimbangan pola pembeliannya dengan sistem beli putus.

Selain itu, lanjut dia, harga tebu petani di KTM lebih tinggi dibandingkan dengan PG di berbagai daerah di Jawa Timur.

"Sistem pembelian beli putus lebih tepat dibandingkan pola kemitraan yang diterapkan PG di berbagai daerah di Jawa Timur" jelas dia.

Ia yang didampingi Kepala Bidang Pemberdayaan Petani FTGN Ardianto santoso, memperkirakan petani tebu di berbagai daerah di Jawa Timur, yang menjalin kemitraan dengan PTPN akan banyak yang beralih ke KTM.

"Petani tebu di Jawa Timur, akan banyak yang berpindah menjual tebunya ke KTM, kalau PG yang ada di Jawa Timur, tidak melakukan perubahan baik kemampuan mesin juga perubahan manajemen," paparnya.  (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016