Bojonegoro (Antara Jatim) - Sejumlah Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, tertarik ikut memasarkan produk kuliner khas daerah di objek wisata "gofun" sebagai usaha mengembangkan usahanya.
"Pokdarwis Salak Manis di Desa Tanjungharjo, sangat berkeinginan memasarkan produk berbagai aneka kuliner dengan bahan salak di objek wisata "gofun"," kata Kepala Desa Tanjungharjo, Kecamatan Kapas, Bojonegoro Suyono, di Bojonegoro, Sabtu.
Hanya saja, kata Suyono, phaknya belum pernah menyampaikan keingginan memasarkan produk kuliner baerbahan salak kepada pihak manajemen "gofun" yang lokasinya berdekatan dengan kawasan wisata salak di Kecamatan Kapas itu.
Hal itu dibenarkan salah seorang anggota Pokdarwis Salak Manis di desa setempat Nanik Nurfikiyah yang menyebutkan pokdarwis di desanya belum pernah memperoleh penawaran ikut memasarkan produk kuliner salak di "gofun".
"Belum. Belum pernah ada tawaran dari "gofun"," ujar alumnus Universitas Negeri Surabaya (Unesa) itu.
Ia menyebutkan pokdarwis sudah berhasil mengembangkan 21 jenis kuliner salak, antara lain, serabi salak, kopi salak, sele salak, es cream salak, serabi salak, wingko salak, juga kuliner lainnya dengan bahan salak.
"Tapi produksi kuliner berhenti karena tidak bisa memperoleh bahan salak, termasuk isi salak yang dimanfaatkan untuk kopi salak, karena produksi salak menurun drastis dalam beberapa bulan ini," jelas dia.
Seorang karyawan kuliner khas Bojonegoro di Desa Sukorejo, Kecamatan Kota, Lies menjelaskan kelompok perajin camilan di desa setempat memperoleh tawaran dari manajemen "gofun" terkait pemasaran kuliner sehari lalu.
"Tapi masih kami pertimbangkan, sebab perajin selama ini kesulitan memenuhi permintaan lokal," ucap perajin kuliner lainnya Huda.
Di kelompok perajin kuliner di desa setempat, lanjut dia, memiliki produk kuliner khas Bojonegoro yang sangat diminati konsumen, antara lain, "unthuk yuyu", kue matahari juga kuliner lainnya.
Ketua Asosiasi Biro Perjalanan Wisata (Abiparo) Bojonegoro Wahyu Setiawan, sependapat bahwa pengelola "gofun" wajib ikut memasarkan produk kuliner lokal.
"Kami mendukung adanya kuliner khas dipasarkan di "gofun", sebab akan menambah daya tarik objek wisata setempat," ucapnya.
Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPBD) Bojonegoro Moch Subechi, menyatakan akan segera mengkoordinasikan pemasaran kuliner khas daerah setempat dengan manajemen "gofun", Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) dan Disperindag.
"Kami segera koordinasikan dengan berbagai pihak terkait terkait teknis pemasarannya," ucapnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016
"Pokdarwis Salak Manis di Desa Tanjungharjo, sangat berkeinginan memasarkan produk berbagai aneka kuliner dengan bahan salak di objek wisata "gofun"," kata Kepala Desa Tanjungharjo, Kecamatan Kapas, Bojonegoro Suyono, di Bojonegoro, Sabtu.
Gofun adalah objek wisata baru di Bojonegoro dengan berbagai atraksi seperti rumah kaca, rumah jagal, komedi putar, lempar piring dan berbagai wahana lainnya.
Hanya saja, kata Suyono, phaknya belum pernah menyampaikan keingginan memasarkan produk kuliner baerbahan salak kepada pihak manajemen "gofun" yang lokasinya berdekatan dengan kawasan wisata salak di Kecamatan Kapas itu.
Hal itu dibenarkan salah seorang anggota Pokdarwis Salak Manis di desa setempat Nanik Nurfikiyah yang menyebutkan pokdarwis di desanya belum pernah memperoleh penawaran ikut memasarkan produk kuliner salak di "gofun".
"Belum. Belum pernah ada tawaran dari "gofun"," ujar alumnus Universitas Negeri Surabaya (Unesa) itu.
Ia menyebutkan pokdarwis sudah berhasil mengembangkan 21 jenis kuliner salak, antara lain, serabi salak, kopi salak, sele salak, es cream salak, serabi salak, wingko salak, juga kuliner lainnya dengan bahan salak.
"Tapi produksi kuliner berhenti karena tidak bisa memperoleh bahan salak, termasuk isi salak yang dimanfaatkan untuk kopi salak, karena produksi salak menurun drastis dalam beberapa bulan ini," jelas dia.
Seorang karyawan kuliner khas Bojonegoro di Desa Sukorejo, Kecamatan Kota, Lies menjelaskan kelompok perajin camilan di desa setempat memperoleh tawaran dari manajemen "gofun" terkait pemasaran kuliner sehari lalu.
"Tapi masih kami pertimbangkan, sebab perajin selama ini kesulitan memenuhi permintaan lokal," ucap perajin kuliner lainnya Huda.
Di kelompok perajin kuliner di desa setempat, lanjut dia, memiliki produk kuliner khas Bojonegoro yang sangat diminati konsumen, antara lain, "unthuk yuyu", kue matahari juga kuliner lainnya.
Ketua Asosiasi Biro Perjalanan Wisata (Abiparo) Bojonegoro Wahyu Setiawan, sependapat bahwa pengelola "gofun" wajib ikut memasarkan produk kuliner lokal.
"Kami mendukung adanya kuliner khas dipasarkan di "gofun", sebab akan menambah daya tarik objek wisata setempat," ucapnya.
Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPBD) Bojonegoro Moch Subechi, menyatakan akan segera mengkoordinasikan pemasaran kuliner khas daerah setempat dengan manajemen "gofun", Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) dan Disperindag.
"Kami segera koordinasikan dengan berbagai pihak terkait terkait teknis pemasarannya," ucapnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016